SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI - TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI - TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA - SILAHKAN TINGGALKAN PESAN ANDA

2 Februari 2012

Opini 1
JUAL COKELAT, JUAL MAKSIAT?

Orang-orang menyebutnya hari Valentine. Waktunya jatuh pada 14 Februari. Ini mengingatkan saya pada kejadian sekitar dua tahun yang lalu. Tepatnya beberapa hari sebelum 14 Februari itu tiba, beberapa teman saya di kampus mengajak saya bergabung dalam usaha kecil-kecilan berjualan cokelat di hari Valentine. Dalam hati, saya menolak namun ragu untuk mengatakannya. Untungnya, momentum tersebut tiba bertepatan dengan acara walimahan sepupu saya di Jakarta. Sehingga, saya pun mempunyai alasan menolak yang pas tanpa perlu merasa takut dianggap tidak solider.

Sejatinya, mereka tahu bahwa merayakan hari Valentine itu haram dalam Islam. Namun uniknya, mereka beralasan bahwa ini hanya memanfaatkan momen saja dan tidak ada niat untuk ikut-ikutan merayakan Valentine. “Jualan cokelat ya jualan saja. Terserah mereka mau menggunakan cokelat itu untuk apa nantinya.” Patut dihargai semangat berdagang dan keengganan mereka untuk ikut merayakan Valentine walaupun mereka mencoba mencari laba di momen tersebut.

Kita juga sama-sama tahu bahwa cokelat itu halal selama proses pembuatannya tidak tercampur dengan zat yang haram. Namun, apa jadinya bila cokelat itu kita jual ke seorang pemudi yang sedang jatuh cinta pada laki-laki idamannya pada 14 Februari? Apa yang ada di benak pemudi tersebut? Tentu kita tidak bisa berbohong pada diri sendiri dan berasumsi bahwa pemudi tersebut membeli cokelat hanya untuk konsumsi pribadi. Sangat besar peluangnya pemudi tersebut membeli cokelat untuk diberikan pada laki-laki idamannya dalam rangka memeriahkan Hari Kasih Sayang.

Sebenarnya, paling tidak ada dua hadits dan atsar yang perlu diperhatikan ketika kita hendak memulai suatu perniagaan. Pertama, hadits Nabi Muhammad Saw. yang mengatakan, “Barangsiapa yang menahan anggur pada masa petik hingga dijualnya kepada Yahudi, Nasrani, atau orang yang menjadikannya khamar, maka sesungguhnya dia masuk ke neraka atas kemauan sendiri.”

Kedua, atsar dari Umar r.a., “Tidak halal berdagang melainkan apa yang halal dimakan dan diminum dari barang-barang konsumtif. Jika tidak dalam arti seperti ini, maka di sana terdapat sesuatu yang tidak halal memakannya, tapi halal memperdagangkannya, seperti keledai kampung dan burung pemangsa.” (Ibnu Hajar, Fathul Bari 4: 484-485)
Artinya, ketika ingin memulai perniagaan, sebagai seorang muslim kita harus jeli untuk melihat potensi pasar. Potensi pasar di sini bukan profit semata. Kita juga perlu mempertimbangkan, apakah barang yang akan kita distribusikan ke masyarakat berpotensi membudayakan yang haram atau tidak? Serta, apakah barang tersebut memicu hal-hal yang berkaitan dengan melestarikan kebiasaan yang dilarang dalam agama atau tidak?

Contoh lain perniagaan yang membuat orang-orang kian menjauhi perintah agama adalah penjualan anggur. Kita sama-sama tahu bahwa anggur adalah buah yang dihalalkan. Tapi, apa jadinya kalau kita mendistribusikannya kepada orang-orang yang senang atau pekerjaannya membuat minuman keras? Tentu anggur tersebut akan difermentasikan sehingga menjadi minuman keras. Dalam hadits tersebut, hal ini jelas dilarang.

Jenis perniagaan serupa dapat ditemukan dalam produksi dan penjualan celana jeans ketat (skinny jeans) untuk wanita. Mari kita lihat realitasnya. Kita harus jujur menilai, untuk apa kebanyakan para konsumen (khususnya wanita) membeli celana tersebut? Celana tersebut tentu akan dipakai di tempat umum, bukan? Sedikit sekali wanita yang membeli celana jeans ketat yang niatnya hanya untuk dipakai di rumah untuk membahagiakan suaminya.

Jadi, berjualan cokelat pada 14 Februari sangat berpotensi mempertahankan dan menyuburkan budaya Valentine yang diharamkan dalam Islam. Bisa kita simpulkan sendiri bagaimana semestinya para produsen dan penjual cokelat dalam menghadapi momen Hari Kasih Sayang tersebut. Masih mau berjualan cokelat pada 14 Februari? [Ilyas]


0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More