SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI - TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI - TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA - SILAHKAN TINGGALKAN PESAN ANDA

31 Januari 2012

Kitab Sumpah
1. Larangan bersumpah dengan selain nama Allah

Hadis riwayat Umar bin Khathab ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung lagi Maha Mulia melarang kamu sekalian bersumpah dengan nama bapak-bapakmu. (Shahih Muslim No.3104)

2. Barang siapa bersumpah dengan Laata dan Uzzaa, maka hendaknya dia segera mengucapkan "laa ilaaha illallah"

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa di antara kamu sekalian bersumpah lalu mengatakan dalam sumpahnya "demi Laata", maka hendaknya ia segera mengucapkan `laa ilaaha illallah`. Dan barang siapa mengatakan kepada temannya: Marilah kita bermain judi, maka hendaklah ia bersedekah (sebagai kafaratnya). (Shahih Muslim No.3107)

3. Anjuran bagi orang yang bersumpah, lalu ia melihat sesuatu yang lebih baik daripada sumpahnya, agar ia mengerjakan hal yang lebih baik itu lalu membayar kafarat sumpahnya

Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari ra., ia berkata:
Aku bersama orang-orang Asy`ari datang menemui Nabi saw. meminta hewan tunggangan untuk mengangkut perbekalan kami. Beliau bersabda: Demi Allah, aku tidak dapat memberikan kamu hewan tunggangan dan aku tidak memiliki hewan tunggangan untuk membawa kamu sekalian. Kemudian kami menetap beberapa lama sesuai dengan kehendak Allah. Lalu Rasulullah memperoleh beberapa ekor unta dan segera memerintahkan untuk diberikan kepada kami tiga ekor unta yang berpunuk putih. Ketika sudah bertolak, kami berkata atau salah seorang dari kami berkata kepada yang lain: Allah tidak akan memberi keberkahan kepada kita. Waktu kita mendatangi Rasulullah saw. meminta hewan tunggangan, beliau bersumpah tidak memberikan kita. Tetapi kemudian beliau memberikan kita hewan tunggangan. Lalu mereka mendatangi Rasulullah saw. kembali untuk mengabarkan perihal tersebut. Beliau bersabda: Bukan aku yang memberikan hewan tunggangan, tetapi Allah yang telah memberikannya kepada kamu sekalian. Demi Allah, insya Allah, sungguh aku tidak bersumpah lalu melihat sesuatu yang lebih baik dari sumpahku, kecuali aku akan membayar kafarat sumpahku lalu aku akan mengerjakan perihal yang lebih baik tersebut. (Shahih Muslim No.3109)

Hadis riwayat Abdurrahman bin Samurah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. berkata kepadaku: Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta kepemimpinan. Sesungguhnya jika kamu diberikan kepemimpinan melalui permintaan, kamu akan dibebani tanggung jawab sepenuhnya dan jika kamu diberikan kepemimpinan itu tidak dengan permintaan, maka kamu akan dibantu memikul tanggung jawab kepemimpinan itu. Jika kamu telah bersumpah, kemudian melihat sesuatu lain yang lebih baik dari sumpahmu, maka hendaklah kamu membayar kafarat sumpahmu lalu laksanakanlah sesuatu yang lebih baik itu. (Shahih Muslim No.3120)

4. Anjuran mengucapkan "Insya Allah" dalam bersumpah

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Nabi Sulaiman memiliki enam puluh orang istri. Suatu hari ia berkata: Malam ini aku akan menggauli semua istriku satu-persatu, sehingga masing-masing mereka akan mengandung dan melahirkan seorang anak lelaki yang perkasa dalam menunggang kuda untuk berjuang di jalan Allah. Ternyata tidak seorang istri pun yang mengandung kecuali hanya satu yang melahirkan bayi setengah manusia. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Seandainya Sulaiman mengucapkan "insya Allah", pasti masing-masing mereka akan melahirkan seorang anak lelaki yang perkasa dalam menunggang kuda untuk berjuang di jalan Allah. (Shahih Muslim No.3123)

5. Larangan bersikeras dalam bersumpah dengan yang menyakitkan istri selama tidak haram

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Demi Allah, salah seorang di antara kamu yang bersikeras untuk bersumpah dengan sesuatu yang berkenaan dengan istrinya adalah lebih berdosa di sisi Allah daripada ia membayar kafarat sumpahnya yang telah diwajibkan Allah. (Shahih Muslim No.3127)

6. Nazar orang kafir, jika telah masuk Islam maka harus dipenuhi

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Umar pernah berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku pernah bernazar di masa jahiliah untuk beriktikaf satu malam di Masjidilharam. Kemudian beliau bersabda: Penuhilah nazarmu itu!. (Shahih Muslim No.3128)

7. Ancaman keras bagi seorang yang menuduh budaknya berzina

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Abul Qasim saw. bersabda: Barang siapa menuduh budaknya berzina, maka ia akan dihukum hudud pada hari kiamat nanti, kecuali bila ia benar-benar berzina seperti tuduhannya. (Shahih Muslim No.3138)

8. Memberi makan budak dari apa yang ia makan dan memberinya pakaian dari apa yang ia pakai serta hendaknya tidak membebaninya dengan tugas yang melebihi kemampuannya

Hadis riwayat Abu Zar ra., ia berkata:
Telah terjadi perselisihan antara aku dan salah seorang kawanku. Ibunya adalah seorang wanita ajam (non arab) sehingga aku mencaci kawan itu dengan ibunya. Lalu ia mengadukanku kepada Nabi saw. Ketika aku berjumpa dengan Nabi saw., beliau bersabda: Wahai Abu Dzar! Sesungguhnya pada dirimu masih terdapat sifat jahiliah. Aku menjawab: Wahai Rasulullah! Bukankah siapa yang mencaci orang, mereka akan mencaci bapak dan ibunya? Beliau bersabda: Wahai Abu Dzar! Sesungguhnya pada dirimu masih terdapat sifat jahiliah. Mereka itu adalah saudara-saudaramu yang Allah jadikan berada di bawah kekuasaanmu. Berilah mereka makan dari apa yang kamu makan dan berilah mereka pakaian dari apa yang kamu pakai. Serta janganlah kamu bebani mereka dengan sesuatu yang melebihi kemampuan mereka namun jika terpaksa kamu tugaskan mereka, maka hendaklah kamu membantu mereka. (Shahih Muslim No.3139)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila pelayan salah seorang di antara kalian telah membuatkan masakan untuknya lalu datang menghidangkan masakan itu, padahal dialah yang telah menanggung panas dan asap pembuatannya, maka hendaklah ia mendudukkan pelayan itu bersamanya untuk menyantap. Jika makanan itu sedikit, maka hendaklah ia menyendokkan ke tangannya satu atau dua suap dari makanan itu. (Shahih Muslim No.3142)

9. Pahala seorang budak yang tulus mengabdi kepada tuannya serta beribadah dengan baik Allah

Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya seorang budak yang tulus mengabdi kepada tuannya dan beribadah dengan baik kepada Allah, maka ia akan mendapat dua pahala. (Shahih Muslim No.3143)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Bagi seorang budak yang setia akan mendapat dua pahala. (Shahih Muslim No.3144)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Alangkah bahagianya seorang budak yang meninggal dunia sedangkan ia memperbaiki ibadah kepada Allah serta pengabdian kepada tuannya. Alangkah bahagianya ia!. (Shahih Muslim No.3146)


--------------------------------------------------------------------------------

Sumber: http://hadith.al-islam.com/bayan/Tree.asp?Lang=IND


Keutamaan Ikhlas

1. Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)


2. Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak memandang postur tubuhmu dan tidak pula pada kedudukan maupun harta kekayaanmu, tetapi Allah memandang pada hatimu. Barangsiapa memiliki hati yang shaleh maka Allah menyukainya. Bani Adam yang paling dicintai Allah ialah yang paling bertakwa. (HR. Ath-Thabrani dan Muslim)



3. Barangsiapa memurkakan (membuat marah) Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhoinya menjadi murka kepadanya. Namun barangsiapa meridhokan Allah (meskipun) dalam kemurkaan manusia maka Allah akan meridhoinya dan meridhokan kepadanya orang yang pernah memurkainya, sehingga Allah memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam pandanganNya. (HR. Ath-Thabrani)


4. Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah akan menyempurnakan hubungannya dengan manusia. Barangsiapa memperbaiki apa yang dirahasiakannya maka Allah akan memperbaiki apa yang dilahirkannya (terang-terangan). (HR. Al Hakim)


5. Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, seseorang melakukan amal (kebaikan) dengan dirahasiakan dan bila diketahui orang dia juga menyukainya (merasa senang)." Rasulullah Saw berkata, "Baginya dua pahala yaitu pahala dirahasiakannya dan pahala terang-terangan." (HR. Tirmidzi)


6. Agama ialah keikhlasan (kesetiaan atau loyalitas). Kami lalu bertanya, "Loyalitas kepada siapa, ya Rasulullah?" Rasulullah Saw menjawab, "Kepada Allah, kepada kitabNya (Al Qur'an), kepada rasulNya, kepada penguasa muslimin dan kepada rakyat awam." (HR. Muslim)


Penjelasan:
Artinya, patuh dan taat kepada penguasa dan pemerintahan (muslim) dan setia kepada rakyat dengan tidak merugikan mereka atau mengambil (mengurangi) hak mereka.



Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press


Kitab Zuhud Dan Kelembutan Hati




Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah bersabda: Tiga perkara yang akan mengiringi mayit, yang dua akan kembali dan yang satu akan menetap. Ia akan diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amal perbuatannya. Keluarga dan hartanya akan kembali dan tinggallah amal perbuatannya. (Shahih Muslim No.5260)

Hadis riwayat Amru bin Auf ra., ia berkata:
Bahwa Rasulullah mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah ke Bahrain untuk memungut jizyahnya (upeti), karena Rasulullah telah mengadakan perjanjian damai dengan penduduk Bahrain dan mengangkat Alaa' bin Hadhrami sebagai gubernurnya. Kemudian Abu Ubaidah kembali dengan membawa harta dari Bahrain. Orang-orang Ansar mendengar kedatangan Abu Ubaidah lalu melaksanakan salat Subuh bersama Rasulullah. Setelah salat, beliau beranjak lalu mereka menghalanginya. Ketika melihat mereka beliau tersenyum dan bersabda: Aku tahu kalian telah mendengar bahwa Abu Ubaidah telah tiba dari Bahrain dengan membawa harta upeti. Mereka berkata: Benar, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Bergembiralah dan berharaplah agar mendapatkan sesuatu yang menyenangkan kamu sekalian. Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan terhadap kalian, tetapi yang aku khawatirkan adalah jika kekayaan dunia dilimpahkan kepada kalian sebagaimana telah dilimpahkan kepada orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akhirnya dunia itu membinasakan kalian sebagaimana ia telah membinasakan mereka. (Shahih Muslim No.5261)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Bahwa Rasulullah bersabda: Ketika seorang dari kalian memandang orang yang melebihi dirinya dalam harta dan anak, maka hendaklah ia juga memandang orang yang lebih rendah darinya, yaitu dari apa yang telah dilebihkan kepadanya. (Shahih Muslim No.5263)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Bahwa ia mendengar Nabi bersabda: Sungguhnya ada tiga orang Bani Israel, seorang berkulit belang, seorang berkepala botak dan yang lain matanya buta. Allah ingin menguji mereka, maka Dia mengirim malaikat. Malaikat ini mendatangi orang yang berkulit belang dan bertanya: Apa yang paling kamu sukai? Orang itu menjawab: Warna (kulit) yang bagus, kulit yang indah dan sembuhnya penyakit yang membuat orang jijik kepadaku. Malaikat tersebut mengusap tubuhnya, maka penyakitnya sembuh dan ia diberi warna yang bagus dan kulit yang indah. Malaikat bertanya lagi: Harta apa yang paling kamu senangi? Orang itu menjawab: Unta. Atau: Ia menjawab: Sapi. (Ishak ragu-ragu tentang itu). Lalu ia diberi unta yang hampir melahirkan lalu malaikat berkata: Semoga Allah memberkahinya untukmu. Kemudian ia mendatangi orang yang botak lalu bertanya: Apa yang paling kamu sukai? Orang itu berkata: Rambut yang indah dan sembuhnya penyakit yang membuat orang jijik kepadaku. Malaikat mengusapnya, maka penyakitnya sembuh dan ia diberi rambut yang indah. Malaikat bertanya lagi: Harta apa yang paling kamu senangi? ia menjawab: Sapi. Maka ia diberi sapi bunting lalu malaikat berkata: Semoga Allah memberkahinya untukmu. Kemudian malaikat mendatangi yang buta, lalu bertanya: Apa yang paling kamu sukai? Ia menjawab: Allah mengembalikan penglihatanku, sehingga aku dapat melihat manusia. Maka Malaikat mengusapnya, sehingga penglihatannya kembali normal. Malaikat itu bertanya lagi: Harta apa yang paling kamu sukai? Ia menjawab: Kambing. Maka ia diberi kambing yang beranak. Selanjutnya semua binatang yang diberikan itu beranak-pinak sehingga orang yang berpenyakit belang dapat mempunyai unta satu lembah, yang botak mempunyai sapi satu lembah dan yang asalnya buta memiliki kambing satu lembah. Pada suatu ketika malaikat kembali mendatangi orang yang berpenyakit belang dalam bentuk dan cara seperti ia dahulu lalu berkata: Aku orang miskin yang telah terputus seluruh sumber rezeki dalam perjalananku, maka pada hari ini tidak ada lagi pengharapan, kecuali kepada Allah dan kamu. Demi Tuhan yang telah menganugerahimu warna yang bagus, kulit yang indah serta harta benda, aku minta seekor unta untuk membantuku dalam perjalanan. Orang itu berkata: Masih banyak sekali hak-hak yang harus kupenuhi. Maka malaikat itu berkata kepadanya: Aku seperti mengenal kamu, bukankah kamu yang dahulu berpenyakit kulit belang yang manusia jijik kepadamu, serta yang dahulu fakir lalu diberi harta oleh Allah? Orang itu berkata: Aku mewarisi harta ini secara turun-temurun. Malaikat berkata: Kalau kamu berdusta, semoga Allah menjadikan kamu seperti dahulu lagi. Setelah itu malaikat tadi mendatangi orang yang dahulu botak dalam bentuknya seperti dahulu lalu berkata kepadanya seperti apa yang dikatakannya kepada orang yang berkulit belang, dan orang itu menjawabnya seperti jawaban orang yang belang tadi. Maka malaikat berkata: Jika kamu berdusta, semoga Allah menjadikan kamu seperti dahulu lagi. Kemudian sesudah itu malaikat mendatangi orang yang dahulu buta dalam bentuk dan cara seperti dahulu lalu berkata: Aku orang miskin yang mengembara dan telah terputus seluruh sumber rezeki dalam perjalananku, maka pada hari ini tidak ada lagi pengharapan, kecuali kepada Allah dan kamu. Demi Tuhan yang telah memulihkan penglihatanmu, aku minta seekot kambing untuk membantuku dalam perjalanan. Orang itu berkata: Dahulu aku buta, lalu Allah memulihkan penglihatanku, maka ambillah apa yang kamu inginkan dan tinggalkanlah apa yang tidak kamu inginkan. Demi Allah aku tidak akan membebani kamu untuk mengembalikan sesuatu yang telah kamu ambil untuk Allah. Maka malaikat berkata: Peganglah hartamu itu semua, karena kamu sekalian hanya sekedar diuji, kamu telah diridai Tuhan, sedangkan kedua sahabatmu telah dimurkai Allah. (Shahih Muslim No.5265)

Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Demi Allah, aku adalah orang Arab pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah. Kami pernah berperang bersama Rasulullah dan tidak ada makanan yang dapat kami makan selain daun hublah dan daun samur (dua macam tanaman padang pasir), sehingga kotoran kami seperti kotoran kambing. Kemudian keesokan harinya Bani Asad mengajariku pengetahuan agama. Kalau demikian, sungguh aku telah gagal dan usahaku sia-sia. Dan Ibnu Numair tidak mengatakan: Kalau demikian. (Shahih Muslim No.5267)

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Sejak berpindah ke Madinah, keluarga Muhammad tidak pernah merasa kenyang karena makan gandum selama tiga malam berturut-turut sampai beliau wafat. (Shahih Muslim No.5274)

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Kami, keluarga Muhammad sering hidup selama satu bulan tidak menyalakan api (memasak), karena makananannya hanya kurma dan air. (Shahih Muslim No.5280)

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Ketika Rasulullah wafat, di lemariku tidak ada sesuatu yang dapat dimakan manusia, kecuali setengah roti gandum yang berada dalam sebuah lemari milikku lalu aku memakan sebagian untuk beberapa lama, kemudian aku timbang ternyata telah habis. (Shahih Muslim No.5281)

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah wafat ketika orang-orang sudah kenyang memakan kurma dan air. (Shahih Muslim No.5284)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya. Dalam riwayat Ibnu Abbad: Demi Tuhan yang jiwa Abu Hurairah berada dalam genggaman-Nya, belum pernah Rasulullah membuat keluarganya kenyang selama tiga hari berturut-turut dengan roti gandum sampai beliau wafat. (Shahih Muslim No.5286)

1. Janganlah memasuki daerah kaum yang menganiaya diri mereka sendiri, kecuali dengan menangis

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda kepada Ashabul Hijr: Janganlah kamu sekalian memasuki daerah kaum yang telah disiksa, kecuali jika kamu sekalian menangis. Kalau kamu tidak menangis, janganlah memasuki daerah mereka agar kalian tidak tertimpa apa yang menimpa mereka. (Shahih Muslim No.5292)

2. Berbuat baik kepada janda, orang miskin dan anak yatim

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Dari Nabi saw. beliau bersabda: Orang yang membiayai para janda dan orang miskin itu bagaikan seorang pejuang di jalan Allah. Aku mengira beliau menambahkan: Dan bagaikan orang yang selalu menjalankan salat malam tanpa henti atau bagaikan orang yang selalu berpuasa tanpa berbuka. (Shahih Muslim No.5295)

3. Orang yang menyekutukan Allah dalam amalnya (riya)

Hadis riwayat Jundub Al-Alaqiy ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa mencari popularitas dengan amal perbuatannya, maka Allah akan menyiarkan aibnya dan barang siapa yang riya dengan amalnya, maka Allah akan menampakkan riyanya. (Shahih Muslim No.5302)

4. Berucap satu kata buruk akan jatuh ke dalam neraka

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sungguh ada seorang hamba yang mengucapkan satu kata (buruk) sehingga ia terjerumus ke dalam neraka lebih dalam dari jarak antara timur dan barat. (Shahih Muslim No.5303)

5. Siksaan orang yang memerintahkan kebaikan, tetapi ia tidak mengerjakannya dan melarang berbuat kemungkaran, tetapi ia mengerjakannya

Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Pada hari kiamat nanti seorang lelaki dilemparkan ke dalam neraka, lalu seluruh isi perutnya keluar, kemudian ia berputar membawa isi perutnya itu seperti seekor keledai memutari penggilingan. Lalu penghuni neraka mengerumuninya dan bertanya: Hai Fulan, kanapa kamu disiksa seperti ini, bukankah kamu menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran? Ia jawab: Benar, aku dahulu menyeru kepada kebaikan, tetapi aku tidak melakukannya dan mencegah kemungkaran namun aku tetap menjalankannya. (Shahih Muslim No.5305)

6. Larangan membuka aib sendiri

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Semua umatku akan ditutupi segala kesalahannya kecuali orang-orang yang berbuat maksiat dengan terang-terangan. Masuk dalam kategori berbuat maksiat terang-terangan adalah bila seorang berbuat dosa di malam hari kemudian Allah telah menutupi dosanya, lalu dia berkata (kepada temannya): Hai Fulan! Tadi malam aku telah berbuat ini dan itu. Allah telah menutupi dosanya ketika di malam hari sehingga ia bermalam dalam keadaan ditutupi dosanya, kemudian di pagi hari ia sendiri menyingkap tirai penutup Allah dari dirinya. (Shahih Muslim No.5306)

7. Mendoakan orang yang bersin dan makruh menguap

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Dua orang bersin di dekat Rasulullah saw., beliau mendoakan salah seorangnya dan membiarkan yang lain. Orang yang tidak didoakan itu berkata: Si Fulan bersin kemudian engkau mendoakannya, tetapi aku bersin, engkau tidak mendoakanku. Beliau bersabda: Orang ini memuji Allah tetapi kamu tidak memuji Allah. (Shahih Muslim No.5307)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Menguap itu termasuk dari (gangguan) setan, maka jika seorang dari kamu menguap, hendaklah ia menahan semampunya. (Shahih Muslim No.5310)

8. Tentang tikus jelmaan

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Satu kaum dari Bani Israel telah hilang-lenyap tanpa diketahui sebab apa yang telah dikerjakan dan tidak terlihat, kecuali (dalam bentuk) tikus. Tidakkah kamu lihat, jika (tikus tiu) diberi susu unta, ia tidak meminumnya, tetapi jika diberi susu kambing ia meminumnya. (Shahih Muslim No.5315)

9. Orang mukmin tidak boleh dua kali jatuh dalam lubang yang sama

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Seorang mukmin tidak boleh dua kali jatuh dalam lubang yang sama. (Shahih Muslim No.5317)

10. Larangan memuji secara berlebihan dan dikhawatirkan dapat menimbulkan akibat buruk bagi yang dipuji

Hadis riwayat Abu Bakrah ra., ia berkata:
Seorang lelaki memuji orang lain di hadapan Nabi saw. maka beliau bersabda: Celaka kamu! Kamu telah memenggal leher temanmu, kamu telah memenggal leher temanmu! Beliau mengucapkannya berulang-ulang. Apabila seorang di antara kamu terpaksa harus memuji temannya, hendaklah ia berkata: Aku mengetahui kebaikan si Fulan namun Allah lebih mengetahui keadaannya, dan aku tidak memberikan kesaksian kepada siapa pun yang aku ketahui di hadapan Allah karena Allah lebih mengetahui keadaannya yang sebenarnya. (Shahih Muslim No.5319)

Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Nabi saw. mendengar seorang memuji orang lain secara berlebih-lebihan, maka beliau bersabda: Sungguh kamu telah membinasakannya atau telah memotong punggung orang itu. (Shahih Muslim No.5321)

11. Tentang sikap berhati-hati dalam menerima hadis dan hukum mencatat ilmu

Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari Urwah ia berkata: Abu Hurairah ra. pernah meriwayatkan suatu hadis dengan berkata: Wahai pemilik kamar, dengarkanlah! Wahai pemilik kamar, dengarkanlah! Ketika itu Aisyah sedang salat lalu setelah menyelesaikan salatnya, ia berkata kepada Urwah: Apakah kamu tidak mendengar ucapan orang ini tadi? Karena sesungguhnya Nabi saw. jika mengucapkan suatu hadis, jika ada yang menghitungnya, maka ia pasti dapat menghitungnya. (Shahih Muslim No.5325)


--------------------------------------------------------------------------------

Sumber: http://hadith.al-islam.com/bayan/Tree.asp?Lang=IND


--------------------------------------------------------------------------------


Lupa Waktu Gara-gara Online

Keasyikan, Akhirnya Jadi Kecanduan
Demam? Flu? Menggigil? Itu penyakit yang biasa. Yang ini beda, gejala penyakit yang satu ini cukup beli pulsa berkali – kali, buka browser terus search deh situs yang kita inginkan. Pasti sobat Xpresi sering mendapati gejala ini. Kalau udah ketemu sama internet yang punya segudang informasi pasti kita bakalan cari informasi sebanyak – banyaknya. Tak bisa dihindari lagi, pulsa kita bisa habis cuma gara – gara kecanduan online.
Yang pertama datang dari pelajar SMA Negeri 1 Palimanan. Namanya Uswatun Hasanah. Dia mengaku pernah kecanduan online dan membuatnya jadi lupa waktu.
”Kalau udah online di facebook itu asyik, bisa ketemu sama temen lama. Tapi gara-gara kecanduan online gitu saya jadi lupa waktu,” ujarnya.
Yang lain, Meti Laera mengaku pernah kecanduan online tapi dia merasa kalau kecanduannya itu masih pada batas yang wajar.
”Kalau saya sih masih batas wajar lah, soalnya nggak terlalu sering juga. Paling cuma buat cari pengetahuan sama buat hiburan aja,” tutur siswi SMA Negeri 1 Palimanan ini.
Lain lagi dengan Wage, dia mengaku kecanduan online karena bisa seru – seruan main game online di internet.
”Seneng, karena bisa seru – seruan main game online. Bisa lebih update juga. Tapi sayangnya duit saya jebol buat beli pulsa terus. Waktu belajar saya juga jadi berkurang karena main game,” ucap pelajar SMA Negeri 1 Palimanan ini.
Kalau menurut Rosalina, online itu bisa memberi banyak manfaat. Salah satunya dia jadi bisa punya banyak teman di dunia maya.
”Kecanduan online itu banyak manfaatnya. Soalnya kalau lagi online di facebook tuh kayak ada hiburan tersendiri. Selain itu, saya juga jadi bisa punya banyak teman,” papar siswi SMA Negeri 1 Palimanan ini.
Beda dengan yang lainnya, Sajida mengaku kalau dengan kecanduan onlinenya ini dia jadi bisa ngilangin bosan dan segala unek-uneknya.
”Dengan online, bisa ngilangin bosan daripada nggak ada kerjaan lain. Enak juga bisa ngobrol sama teman -teman di facebook. Selain itu saya juga bisa ngilangin unek-unek, terus bisa nambah – nambah teman juga,” pungkasnya. (Lia)


30 Januari 2012

Kitab Keadaan Hari Kiamat, Surga Dan Neraka




1. Tentang kebangkitan dari kubur, hari kiamat dan keadaan bumi pada hari kiamat

Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata:
Bahwa Rasulullah bersabda: Sesungguhnya akan datang seorang lelaki besar gemuk pada hari kiamat yang berat amalnya di sisi Allah tidak seberat sayap seekor nyamuk sekalipun. Bacalah oleh kalian: Maka Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi amalan mereka pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.4991)

Hadis riwayat Abdullah bin Masud, ia berkata:
Seorang ulama Yahudi datang kepada Nabi dan berkata: Hai Muhammad atau hai Abul Qasim! Pada hari kiamat, Allah menggenggam langit dengan satu jari tangan, bumi dengan satu jari, gunung dan pepohonan dengan satu jari, air dan tanah dengan satu jari, begitu pula semua makhluk yang lain dengan satu jari. Kemudian Dia menggoyangkan mereka semua sambil berfirman: Akulah Raja, Akulah Raja! Rasulullah tertawa kagum mendengar perkataan orang alim itu. Beliau membenarkan keterangan orang itu, kemudian membacakan ayat: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Shahih Muslim No.4992)

Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata:
Rasulullah bersabda: Allah Taala menggenggam bumi pada hari kiamat dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian berfirman: Akulah raja! Manakah raja-raja bumi? (Shahih Muslim No.4994)

Hadis riwayat Abdullah bin Umar, ia berkata:
Rasulullah bersabda: Allah Taala melipat langit-langit pada hari kiamat, kemudian menggenggam langit-langit itu dengan tangan kanan-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja! Manakah orang-orang penguasa yang suka menindas? Manakah orang-orang yang sombong? Kemudian Dia melipat bumi dengan tangan kiri-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja! Manakah orang-orang penguasa yang suka menindas? Manakah orang-orang yang sombong? (Shahih Muslim No.4995)

Hadis riwayat Sahal bin Saad ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di tengah padang berwarna putih agak kemerahan seperti roti panggang di mana tidak ada bangunan tempat tinggal bagi seorang pun. (Shahih Muslim No.4998)

2. Hidangan ahli surga

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Dari Rasulullah saw. bersabda: Pada hari kiamat nanti, bumi bagaikan sepotong roti yang digoyang-goyangkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan tangan-Nya, sebagaimana seorang di antara kamu sekalian menggoyang-goyangkan rotinya dalam perjalanan yang menjadi hidangan bagi ahli surga. Tiba-tiba datang seorang Yahudi. Dia berkata: Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberkatimu, hai Abul Qasim! Maukah engkau mendengar pemberitahuanku tentang hidangan ahli surga pada hari kiamat? Rasulullah saw. menjawab: Ya! Orang itu berkata: Bumi bagaikan sepotong roti (seperti disabdakan oleh Rasulullah saw.) Mendengar perkataan itu, Rasulullah saw. memandang ke arah kami kemudian tertawa hingga tampak gigi-gigi geraham beliau. Orang itu berkata lagi: Maukah engkau aku beritahukan tentang lauk mereka? Rasulullah saw. menjawab: Ya! Orang itu berkata: Lauk mereka adalah palam dan nun. Para sahabat bertanya: Apakah itu? Orang itu menjawab: Yaitu banteng dan ikan paus, yang kelebihan hatinya saja (segumpal daging yang terpisah dan tergantung pada hati) dapat dimakan oleh tujuh-puluh ribu orang. (Shahih Muslim No.5000)

3. Pertanyaan orang Yahudi kepada Nabi saw. tentang roh dan firman Allah Taala: Mereka bertanya kepadamu tentang roh

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Ketika aku sedang berjalan bersama Rasulullah saw. di suatu tanah pertanian di mana beliau bertongkatkan sebatang pelepah korma, tiba-tiba beliau lewat di hadapan beberapa orang Yahudi. Lalu mereka saling berbicara dengan yang lain: Tanyakanlah kepadanya tentang roh! Kemudian mereka berkata: Apakah yang membuat kamu sekalian bertanya kepadanya? Dia tidak akan membalas kamu sekalian dengan sesuatu yang tidak kamu sukai. Lalu sebagian mereka berkata lagi: Tanyakanlah kepadanya! Lalu sebagian mereka datang menghampiri Rasulullah saw. untuk bertanya tentang roh. Rasulullah saw. terdiam tidak memberikan jawaban apapun, sehingga aku tahu beliau sedang diturunkan wahyu. Aku tetap berdiri di tempatku. Seusai wahyu turun, Rasulullah saw. membacakan ayat: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: Roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit. (Shahih Muslim No.5002)

4. Tentang firman Allah Taala: Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang engkau berada di antara mereka

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Abu Jahal berkata: Ya Allah, sekiranya Alquran ini benar datang dari sisi-Mu, maka turunkanlah hujan batu dari langit atau timpakan kepada kami siksa yang pedih. Lalu turunlah ayat: Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidak pula Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. Kenapa Allah tidak mengazab mereka, padahal mereka menghalangi orang untuk mendatangi Masjidilharam, sampai akhir ayat. (Shahih Muslim No.5004)

5. Tentang awan (asap)

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
Dari Masruq berkata: Kami sedang duduk di dekat Abdullah bin Masud yang berbaring di antara kami. Tiba-tiba datang seorang lelaki menghampirinya seraya berkata: Hai Abu Abdurrahman, ada pendongeng di dekat pintu Kindah (pintu Kufah) yang bercerita dan beranggapan bahwa tanda awan akan datang, lalu mengambil pernafasan orang-orang kafir dan orang-orang mukmin akan terserang seperti penyakit selesma karenanya. Lalu Abdullah berkata sambil duduk dan dalam keadaan marah: Wahai manusia, bertakwalah kemu sekalian kepada Allah! Barang siapa di antara kalian mengetahui sesuatu, maka hendaklah dia mengatakan apa yang dia ketahui. Dan barang siapa yang tidak mengetahui, maka hendaklah dia mengucapkan: Allahu a`lam. Karena Dia Maha Tahu terhadap seorang di antara kamu sekalian yang mengucapkan Allahu a`lam ketika dia tidak mengetahui. Sesungguhnya Allah telah berfirman kepada nabi-Nya: Katakanlah! Aku tidak meminta upah sedikit pun kepada kalian atas dakwahku dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mengada-ada. Ketika Rasulullah saw. melihat orang-orang berpaling, beliau mengucapkan doa: "Ya Allah, timpakanlah tujuh tahun masa sulit seperti yang menimpa kaum Nabi Yusuf". Maka mereka tertimpa satu tahun masa paceklik yang menghabiskan segala sesuatu sehingga mereka memakan kulit dan bangkai karena kelaparan serta seorang di antara mereka memandang ke arah langit lalu terlihatlah olehnya segumpal awan. Lalu Abu Sufyan datang kepada Rasulullah saw. dan berkata: Hai Muhammad, sesungguhnya engkau datang memerintahkan untuk taat kepada Allah dan menyambung tali silaturahmi sementara itu kaummu telah hampir binasa tertimpa malapetaka, maka berdoalah kepada Allah untuk keselamatan mereka. Kemudian Allah Taala berfirman: Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih, sampai firman Allah tentulah kalian akan kembali (ingkar). Abdullah berkata: Apakah akan diperlihatkan azab hari akhirat? Kemudian firman Allah yang berbunyi: Ingatlah hari ketika Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan. Hantaman yang keras itu terjadi pada perang Badar. Dan telah lewat ayat-ayat Dukhan, Bathsyah (hantaman), lizam (kepastian siksa orang-orang kafir) dan ayat Rum. (Shahih Muslim No.5006)

6. Terbelahnya bulan

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Bulan terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah saw., lalu Rasulullah saw. bersabda: Saksikanlah oleh kalian. (Shahih Muslim No.5010)

Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa penduduk Mekah meminta kepada Rasulullah saw. untuk diperlihatkan kepada mereka satu mukjizat (tanda kenabian), maka Rasulullah saw. memperlihatkan kepada mereka mukjizat terbelahnya bulan sebanyak dua kali. (Shahih Muslim No.5013)

Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Sesungguhnya bulan pernah terbelah pada masa Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.5015)

7. Tidak seorang pun yang paling tahan terhadap sesuatu yang menyakitkan selain dari Allah

Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidak seorang pun yang lebih sabar mendengar sesuatu yang menyakitkan selain Allah, karena meskipun Allah disekutukan dan dianggap memiliki anak, tetapi Allah tetap memberikan kesehatan dan rezeki kepada mereka. (Shahih Muslim No.5016)

Hadis riwayat Abdullah bin Qais ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang pun yang lebih sabar mendengar sesuatu yang menyakitkan daripada Allah, karena meskipun mereka menyekutukan Allah serta beranggapan bahwa Allah memiliki anak, tetapi Allah tetap memberikan rezeki, kesehatan serta menganugerahkan apa yang mereka minta. (Shahih Muslim No.5017)

8. Permohonan orang kafir untuk menebus dirinya dengan emas sepenuh bumi

Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Allah berfirman kepada penghuni neraka yang paling ringan siksaannya: Seandainya kamu mempunyai dunia serta isinya, apakah kamu akan menebus dengan semua itu? Orang itu menjawab: Ya. Allah berfirman: Aku telah meminta darimu yang lebih ringan daripada ini ketika kamu masih berada di tulang punggung Adam, yaitu agar kamu tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu (aku kira beliau juga bersabda) dan Aku tidak akan memasukkanmu ke neraka. Tetapi kemudian kamu enggan dan tetap menyekutukan-Ku. (Shahih Muslim No.5018)

9. Orang kafir akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajahnya

Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa seorang lelaki bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana seorang kafir dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat? Rasulullah saw. menjawab: Bukankah Tuhan Yang membuatnya berjalan di atas kedua kakinya di dunia juga berkuasa untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.5020)

10. Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman perumpamaan orang kafir itu seperti pohon cemara

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman yang selalu digoyangkan oleh hembusan angin karena orang mukmin senantiasa ditimpa berbagai cobaan. Sedangkan perumpamaan orang munafik seperti pohon cemara yang tidak goyang dihembus angin kecuali setelah ditebang. (Shahih Muslim No.5024)

Hadis riwayat Kaab bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman lunak dan lembut yang dapat digoyangkan oleh hembusan angin, sesekali miring dan kemudian tegak kembali sehingga bergoyang-goyang. Sedangkan perumpamaan orang kafir adalah seperti pohon cemara yang tegak berdiri di atas akarnya tidak dapat digoyangkan oleh sesuatu apapun sehingga ia tumbang sekaligus. (Shahih Muslim No.5025)

11. Perumpamaan orang mukmin adalah seperti pohon kurma

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya di antara jenis pohon terdapat satu pohon yang tidak mudah gugur daunnya yang diumpamakan seperti seorang muslim. Sebutkanlah pohon apakah itu? Lalu orang-orang banyak yang mengira pohon padang pasir dan aku sendiri mengira bahwa itu adalah pohon kurma tetapi aku malu mengatakannya. Kemudian mereka berseru: Wahai Rasulullah, sebutkanlah kepada kami pohon apakah itu? Rasulullah saw. menjawab: Ia adalah pohon kurma. Abdullah bin Umar berkata: Lalu menceritakan hal itu kepada Umar. Dia berkata: Seandainya kamu telah mengatakannya langsung itu pohon kurma adalah lebih aku sukai daripada kamu berkata begini, begini. (Shahih Muslim No.5027)

12. Tidak seorang pun masuk surga karena amalnya, melainkan karena rahmat Allah

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda: Tidak seorang pun di antara kalian yang akan diselamatkan oleh amal perbuatannya. Seorang lelaki bertanya: Engkau pun tidak, wahai Rasulullah? Rasulullah saw. menjawab: Aku juga tidak, hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku akan tetapi tetaplah kalian berusaha berbuat dan berkata yang benar. (Shahih Muslim No.5036)

13. Memperbanyak amal dan bersungguh-sungguh dalam beribadat

Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra.:
Bahwa Nabi saw. mengerjakan salat sehingga kedua telapak kaki beliau membengkak, lalu beliau ditanya: Apakah engkau masih membebankan dirimu dengan beribadah seperti padahal Allah telah mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang akan datang? Kemudian beliau menjawab: Apakah aku tidak ingin menjadi seorang hamba yang bersyukur. (Shahih Muslim No.5044)

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Jika Rasulullah saw. melaksanakan salat, beliau berdiri (lama sekali) sampai kedua kaki (telapak) beliau pecah-pecah. Aisyah ra. bertanya: Wahai Rasulullah, kenapa engkau berbuat seperti ini padahal dosamu yang terdahulu dan yang akan datang telah diampuni? Lalu beliau menjawab: Wahai Aisyah, apakah aku tidak ingin menjadi seorang hamba yang bersyukur. (Shahih Muslim No.5046)

14. Pemberian nasehat secukupnya

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
Dari Syaqiq bin Salamah, ia berkata: Ketika kami sedang duduk di muka pintu rumah Abdullah untuk menunggu kedatangannya, lewatlah di hadapan kami Yazid bin Muawiyah An-Nakha`i lalu kami berkata kepadanya: Sampaikan kepada Abdullah di mana tempat kami berada! Yazid kemudian masuk menemui Abdullah. Tidak lama kemudian Abdullah keluar menjumpai kami dan berkata: Sesungguhnya aku diberitahukan di mana tempat kamu sekalian berada dan tidak ada sesuatu yang menghalangiku untuk keluar menemui kalian, kecuali takut membuat kalian jemu. Sesungguhnya Rasulullah saw. selalu memilih waktu yang tepat untuk memberikan nasehat kepada kami dalam beberapa hari karena takut kami akan merasa bosan. (Shahih Muslim No.5047)


--------------------------------------------------------------------------------


Kitab Lapal-Lapal Kesopanan Dan Lainnya


1. Larangan mencaci-maki masa (waktu)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman: Seorang anak Adam mencaci-maki masa padahal Akulah masa, siang dan malam hari ada di tangan-Ku. (Shahih Muslim No.4165)

2. Hukum menggunakan lafal "budak lelaki", "budak perempuan", "baginda" dan "tuan"

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian mengatakan: Budak lelakiku (abdi), budak perempuanku! Karena setiap lelaki kamu adalah hamba Allah dan setiap perempuanmu adalah hamba Allah. Tetapi hendaklah ia mengatakan: Hai gulami (anak lelaki kecil), hai jariati (anak perempuan kecil), hai pemuda dan pemudiku. (Shahih Muslim No.4177)

3. Makruh berucap: "Sial aku"

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian mengatakan: Sial sekali aku! Akan tetapi sebaiknya dia mengatakan: Diriku tidak mampu lagi menanggung derita ini. (Shahih Muslim No.4180)

Hadis riwayat Sahal bin Hunaif ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah salah seorang di antara kalian mengatakan: Sial sekali aku! Akan tetapi sebaiknya dia mengatakan: Diriku tidak mampu lagi menanggung derita ini. (Shahih Muslim No.4181)


Kitab Ucapan Salam




1. Pengendara sepatutnya mengucapkan salam kepada pejalan kaki dan kelompok yang beranggota lebih sedikit mengucapkan salam kepada kelompok yang beranggota lebih banyak

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seorang pengendara hendaknya mengucapkan salam kepada pejalan kaki dan pejalan kaki mengucapkan salam kepada orang yang duduk dan jamaah yang beranggota lebih sedikit mengucapkan salam kepada jamaah yang beranggota lebih banyak. (Shahih Muslim No.4019)

2. Di antara hak muslim terhadap muslim lain adalah menjawab salam

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ada lima kewajiban bagi seorang muslim terhadap saudaranya yang muslim; menjawab salam, mendoakan orang yang bersin, memenuhi undangan, menjenguk orang sakit dan mengiring jenazah. (Shahih Muslim No.4022)

3. Larangan memulai salam kepada Ahli Kitab dan cara menjawab salam mereka

Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila Ahli Kitab mengucapkan salam kepadamu, maka jawablah: Wa`alaikum. (Shahih Muslim No.4024)

Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang Yahudi itu bila mengucapkan salam kepada kalian mereka mengucapkan: "Assaamu `alaikum" (kematian atas kalian), maka jawablah dengan: "Wa`alaka" (semoga menipa kamu). (Shahih Muslim No.4026)

Hadis riwayat Aisyah ra.:
Sekelompok orang Yahudi meminta izin untuk menemui Rasulullah saw. lalu mereka mengucapkan: "Assaamu `alaikum" (kematian atas kalian). Aisyah menyahut: "Bal `alaikumus saam" (sebaliknya semoga kalianlah yang mendapatkan kematian). Rasulullah saw. menegur: Hai Aisyah, Sesungguhnya Allah menyukai keramahan dalam segala hal. Aisyah berkata: Tidakkah engkau mendengar apa yang mereka ucapkan? Rasulullah saw. bersabda: Aku telah menjawab: "Wa `alakum" (semoga menimpa kalian). (Shahih Muslim No.4027)

4. Mengucapkan salam kepada anak kecil

Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Rasulullah saw. pernah melewati anak-anak lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka. (Shahih Muslim No.4031)

5. Wanita boleh keluar untuk memenuhi kebutuhan manusia

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Saudah keluar setelah diwajibkan hijab atasnya untuk memenuhi suatu keperluannya. Dia adalah seorang wanita yang bertubuh besar melebihi wanita-wanita yang lain sehingga mudah dibedakan bagi orang mengenalnya. Kemudian Umar bin Khathab melihatnya lalu berkata: Hai Saudah! Demi Allah, bagaimanapun kamu pasti kami kenali maka perhatikanlah cara kamu keluar rumah! Ia melanjutkan: Lalu berbaliklah Saudah untuk segera pulang sementara Rasulullah saw. berada di rumahku sedang menyantap makan malam dengan tulang yang masih di tangannya. Ketika itulah Saudah masuk dan mengadu: Ya Rasulullah! Aku baru saja keluar. Lalu Umar bin Khathab menegurku begini dan begini. Ia melanjutkan (Aisyah): Kemudian diwahyukan kepada Rasulullah saw. (ayat ke 59 surat Al-Ahzab) pada saat tulang masih berada di tangan beliau yang belum beliau letakkan. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya telah diizinkan bagi kalian, kaum wanita, untuk keluar memenuhi keperluan kalian. (Shahih Muslim No.4034)

6. Haram berduaan dengan lawan jenis dan menemuinya

Hadis riwayat Uqbah bin Amir ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarkanlah diri kalian masuk menemui wanita. Seorang sahabat Ansar bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana kalau ipar? Rasulullah saw. bersabda: Ipar itu maut (lebih mengkhawatirkan). (Shahih Muslim No.4037)

7. Menerangkan bahwa bagi orang yang terlihat berduaan dengan seorang perempuan sedangkan perempuan itu adalah istrinya atau muhrimnya disunatkan mengatakan "ini Fulanah" untuk menghindari prasangka buruk terhadapnya

Hadis riwayat Shafiyah binti Huyaiy ra., ia berkata:
Suatu malam ketika Nabi saw. sedang beriktikaf, aku datang mengunjungi beliau untuk mengajak bicara. Setelah itu aku pun bangkit berdiri untuk pulang dan Rasulullah saw. ikut berdiri untuk mengantarkanku. Tempat tinggal Shafiyah adalah di rumah Usamah bin Zaid. Tiba-tiba lewat dua orang Ansar. Tatkala mereka melihat Nabi saw. mereka mempercepat jalan mereka lalu Nabi saw. berseru: Tunggulah! Dia adalah Shafiyah binti Huyaiy. Mereka berdua segera menyahut: Maha suci Allah, ya Rasulullah! Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya setan itu berada di dalam aliran darah tubuh manusia dan aku khawatir akan menimbulkan prasangka buruk di hati kalian atau mengatakan sesuatu. (Shahih Muslim No.4041)

8. Orang yang datang ke suatu majlis dan menemukan tempat kosong, dia boleh duduk di sana, bila tidak maka hendaklah dia duduk di belakang orang-orang yang sudah terlebih dahulu hadir

Hadis riwayat Abu Waqid Al-Laitsi ra.:
Bahwa ketika Rasulullah saw. sedang duduk di mesjid bersama para sahabat, tiba-tiba muncullah tiga orang. Yang dua orang datang menghampiri Rasulullah saw. sedangkan yang satu lagi berlalu pergi. Ia berkata: Kemudian keduanya berdiri di hadapan Rasulullah saw. lalu yang satu melihat tempat kosong di antara lingkaran orang maka duduklah ia di sana. Adapun yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Sementara itu orang yang ketiga, telah pergi. Setelah Rasulullah saw. selesai, beliau bersabda: Tidak inginkah kalian aku beritahukan tentang ketiga orang tadi? Seorang di antara mereka telah berlindung kepada Allah, maka Allah memberikan perlindungan kepadanya. Sedangkan yang lain malu, maka Allah pun malu kepadanya. Adapun orang yang ketiga ia telah berpaling, maka Allah pun berpaling darinya. (Shahih Muslim No.4042)

9. Haram mengusir orang dari tempat duduknya untuk diambil alih

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. bahwa Beliau bersabda: Jangan sekali-kali seorang di antara kalian membuat orang lain berdiri dari tempat duduknya kemudian dia duduk di tempat itu. (Shahih Muslim No.4043)

10. Larangan bagi lelaki banci (waria) masuk menemui wanita lain

Hadis riwayat Ummu Salamah ra.:
Bahwa seorang lelaki banci berada di rumah (rumah Ummu Salamah) ketika Rasulullah saw. sedang di rumah. Orang itu berkata kepada saudara Ummu Salamah: Hai Abdullah bin Abu Umayah! Jika Allah menolong kalian menaklukan Thaif besok, maka akan kutunjukkan kepadamu anak perempuan Ghailan. Dia menghadap dengan empat lipatan perut dan mundur dengan delapan lipatan perut (sangat gemuk). Ketika Rasulullah saw. mendengar ucapan itu, beliau bersabda: Janganlah mereka itu masuk ke tempat kalian. (Shahih Muslim No.4048)

11. Boleh memboncengkan wanita lain yang kepayahan di jalan

Hadis riwayat Asma binti Abu Bakar ra., ia berkata:
Zubair mengawiniku sedangkan ia tidak memiliki harta atau hamba sahaya atau apapun kecuali kudanya. Akulah yang memberi makan kudanya, mencukupi bahan makanannya, mengurusnya, menumbukkan biji bagi hewan penyiramnya, memberinya makan, memberi minum, menjahitkan timbanya dan membuatkan adonan rotinya. Tetapi, aku tidak pandai membuat roti karena itu wanita Ansar tetanggakulah yang membuatkan roti untukku. Mereka adalah para wanita yang jujur. Ia berkata: Aku biasa memindahkan biji kurma dari tanah Zubair yang diberikan Rasulullah saw. dengan memanggulnya di atas kepalaku yang berjarak kira-kira duapertiga farsakh (1 farsakh = 3 mil). Ia berkata lagi: Suatu hari aku datang membawa biji kurma di atas kepalaku lalu bertemu dengan Rasulullah saw. beserta beberapa orang sahabat. Beliau memanggilku, kemudian mengucap: Ikh, ikh (ucapan untuk menderumkan untanya). Beliau bermaksud memboncengku di belakangnya. Asma berkata: Aku merasa malu dan aku tahu kecemburuanmu. Zubair berkata: Demi Allah! Engkau memanggul biji kurma di atas kepala adalah lebih berat daripada engkau menunggang bersama beliau. Ia berkata: Sampai Abu Bakar ra. mengirimkan seorang pembantu yang mengambil alih pengurusan kuda, seakan-akan ia telah membebaskanku. (Shahih Muslim No.4050)

12. Haram dua orang berbisik-bisik tanpa menyertakan orang ketiga dengan tidak mendapatkan ridhanya

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila terdapat tiga orang, maka janganlah dua orang (di antara mereka) berbisik-bisik tanpa menyertakan yang lain. (Shahih Muslim No.4052)

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila kalian bertiga orang, maka janganlah dua orang berbisik-bisik tanpa menyertakan seorang yang lain sehingga kamu dapat bergaul dengan manusia, karena dapat membuatnya sedih. (Shahih Muslim No.4053)

13. Berobat, sakit dan menjampi

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Pandangan mata yang hasut itu adalah hak (benar). (Shahih Muslim No.4057)

14. Sihir

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Seorang Yahudi Bani Zuraiq yang bernama Labied bin Al-A`sham pernah menyihir Rasulullah saw. Ia berkata: Sehingga Rasulullah saw. membayangkan seolah-olah melakukan sesuatu padahal beliau tidak melakukannya. Sampai pada suatu hari atau suatu malam, Rasulullah saw. berdoa dan terus berdoa, kemudian berkata: Hai Aisyah, apakah engkau merasa bahwa Allah memberiku petunjuk mengenai apa yang aku tanyakan kepada-Nya? Dua malaikat telah datang kepadaku. Salah satu di antaranya duduk di samping kepalaku, sedangkan yang lain di dekat kakiku. Malaikat yang berada di samping kepalaku berkata kepada malaikat yang berada di dekat kakiku atau sebaliknya: Sakit apa orang ini? Yang ditanya menjawab: Tersihir. Yang satu bertanya lagi: Siapakah yang menyihirnya? Yang lain menjawab: Labied bin Al-A`sham. Yang satunya bertanya: Di mana sihir itu ditempatkan? Yang lain menjawab: Pada sisir dan rontokan rambut yang berada di sisir itu serta kantong mayang kurma jantan. Yang satu bertanya: Di mana benda itu diletakkan? Yang lain menjawab: Di dalam sumur Dzu Arwan. Aisyah melanjutkan: Lalu Rasulullah saw. datang ke sumur itu bersama beberapa orang sahabat beliau kemudian beliau bersabda: Hai Aisyah, demi Allah, air sumur itu laksana perasan inai (yakni berwarna kuning kemerah-merahan), sedangkan pohon kurma yang ada di sana bagaikan kepala-kepala setan. Aku (Aisyah) bertanya: Ya Rasulullah, apakah engkau tidak membakar saja benda itu? Rasulullah saw. menjawab: Tidak. Mengenai diriku, Allah telah berkenan menyembuhkanku. Dan aku tidak suka membuat masyarakat menjadi resah. Karena itu, aku menyuruh memendamnya. (Shahih Muslim No.4059)

15. Racun

Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa seorang perempuan Yahudi datang kepada Rasulullah saw. dengan membawa hidangan daging kambing yang telah diracuni kemudian Rasulullah saw. memakan sebagiannya. Lalu perempuan itu dihadapkan kepada Rasulullah saw. dan ditanyakan tentang perbuatannya tersebut, dia menjawab: Aku memang bermaksud hendak membunuhmu. Rasulullah saw. bersabda: Allah tidak akan memberikan kekuasaan kepadamu untuk melakukan hal itu. Menurut satu riwayat, ada tambahan kalimat terhadapku. Para sahabat bertanya: Bolehkah kami membunuh perempuan ini? Rasulullah saw. bersabda: Jangan! Anas berkata: Aku masih tetap mengenalinya (wanita itu) karena hendak mencelakakan Rasulullah saw. tersebut. (Shahih Muslim No.4060)

16. Anjuran menjampi orang sakit

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Biasanya apabila ada seorang di antara kami menderita sakit, Rasulullah saw. mengusapnya dengan tangan kanan beliau, kemudian beliau berdoa: Hilangkanlah penyakitnya, wahai Tuhan manusia! Berilah kesembuhan karena Engkaulah Penyembuh (segala penyakit). Tiada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit. Ketika Rasulullah saw. menderita sakit dan semakin parah, aku pegang tangan beliau untuk melakukan seperti yang biasa beliau lakukan. Namun beliau menarik tangan beliau dari tanganku kemudian berdoa: "Ya Allah! Ampunilah aku dan jadikanlah aku bersama Rafiq A`la (Tuhan)." Aku bergegas untuk melihat, ternyata beliau telah wafat. (Shahih Muslim No.4061)

17. Menjampi orang sakit dengan bacaan jampi yang disyariatkan dan dengan meniupkannya

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Apabila ada salah seorang anggota keluarga beliau yang sakit, beliau meniupkan kepadanya dengan membacakan "muawwizat". Ketika beliau menderita sakit yang menyebabkan beliau wafat, aku juga meniupkan kepada beliau dan mengusapkan dengan tangan beliau sendiri. Karena tangan beliau tentu lebih besar berkahnya daripada tanganku. (Shahih Muslim No.4065)

18. Diizinkan menjampi sakit mata, luka di lambung, terkena racun dan sakit akibat dihipnotis orang

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. memberikan keringanan kepada satu keluarga dari golongan Ansar untuk menjampi dari sesuatu yang beracun. (Shahih Muslim No.4067)

Hadis riwayat Aisyah ra.:
Rasulullah saw. biasanya bila ada seseorang yang mengeluh sakit atau terkena luka, Nabi saw. berdoa sambil jari tangannya seperti ini, lalu Sufyan meletakkan jari telunjuknya ke tanah dan mengangkatnya kembali (mencontohkan perbuatan Nabi): "Dengan nama Allah, debu tanah kami dan dengan ludah sebagian kami semoga orang yang sakit di antara kami dapat sembuh dengan seizin Tuhan kami". (Shahih Muslim No.4069)

Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah menyuruhnya untuk meminta dijampikan dari pandangan mata yang hasut. (Shahih Muslim No.4070)

Hadis riwayat Ummu Salamah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah berkata tentang budak perempuan yang berada di rumah Ummu Salamah ra., istri Nabi saw. yang di wajahnya beliau lihat terdapat bercak hitam sisa perubahan warna kulit lalu bersabda: Dia terkena penyakit karena pandangan mata hasut maka mintakanlah bacaan jampi baginya. Beliau bermaksud agar kulit wajahnya kuning kembali. (Shahih Muslim No.4074)

19. Boleh mengambil bayaran atas jampian dengan Alquran dan bacaan zikir

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa beberapa orang di antara sahabat Rasulullah saw. sedang berada dalam perjalanan melewati salah satu dari perkampungan Arab. Mereka berharap dapat menjadi tamu penduduk kampung tersebut. Namun ternyata penduduk kampung itu tidak mau menerima mereka. Tetapi ada yang menanyakan: Apakah di antara kalian ada yang dapat menjampi? Karena kepala kampung terkena sengatan atau terluka. Seorang dari para sahabat itu menjawab: Ya, ada. Orang itu lalu mendatangi kepala kampung dan menjampinya dengan surat Al-Fatihah. Ternyata kepala kampung itu sembuh dan diberikanlah kepadanya beberapa ekor kambing. Sahabat itu menolak untuk menerimanya dan berkata: Aku akan menanyakannya dahulu kepada kepada Nabi saw. Dia pun pulang menemui Nabi saw. dan menuturkan peristiwa tersebut. Dia berkata: Ya Rasulullah! Demi Allah, aku hanya menjampi dengan surat Al-Fatihah. Mendengar penuturan itu: Rasulullah saw. tersenyum dan bersabda: Tahukah engkau bahwa Al-Fatihah itu merupakan jampi? Kemudian beliau melanjutkan: Ambillah imbalan dari mereka dan sisihkan bagianku bersama kalian. (Shahih Muslim No.4080)

20. Setiap penyakit ada obatnya dan anjuran untuk berobat

Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Dari Ashim bin Umar bin Qatadah bahwa Jabir bin Abdullah menjenguk Muqanna`, kemudian berkata: Aku tidak akan pulang sebelum engkau mau berbekam sebab saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya di dalam berbekam itu terdapat pengobatan. (Shahih Muslim No.4085)

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Panas demam itu berasal dari didihan api neraka Jahanam. Karena itu dinginkanlah derajat panasnya dengan air!. (Shahih Muslim No.4093)

Hadis riwayat Asma ra.:
Bahwa ia pernah didatangkan seorang perempuan gelisah yang menderita demam lalu ia meminta diambilkan air untuk disiramkan ke dalam kerah baju perempuan itu dan berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda: Turunkanlah panas demam itu dengan air. Beliau juga bersabda: Sesungguhnya panasnya itu berasal dari didihan api neraka Jahanam. (Shahih Muslim No.4098)

Hadis riwayat Rafi` bin Khadij ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya panas demam itu adalah panas yang berasal dari api neraka Jahanam. Karena itu dinginkanlah panas itu dengan air. (Shahih Muslim No.4099)

21. Makruh berobat dengan ladud (obat yang diletakkan pada salah satu sisi mulut seseorang)

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Kami memberikan ladud kepada Rasulullah saw. ketika beliau sakit. Lalu beliau memberi isyarat janganlah kamu mengobati dengan cara meladudiku. Kemudian di dalam hati kami berkata itu merupakan ketidaksukaan orang sakit terhadap obat. Tatkala sadar, beliau bersabda: Setiap orang dari kalian pasti pernah diobati dengan cara ladud kecuali Abbas ra. karena dia tidak sempat menyaksikan kalian. (Shahih Muslim No.4101)

22. Berobat dengan jintan hitam

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya pada jintan hitam itu terdapat obat untuk segala macam penyakit kecuali kematian. (Shahih Muslim No.4104)

23. Bubur talbinah itu dapat menguatkan hati orang yang sakit

Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw.:
Bahwa apabila salah seorang anggota keluarganya meninggal dunia maka berkumpullah para wanita kemudian mereka berpisah lagi kecuali keluarga dan kerabat dekatnya lalu ia menyuruh diambilkan seperiuk sup terigu kemudian dimasak untuk dijadikan bubur talbinah tersebut lalu dituangkan ke atas periuk tadi, ia pun berkata: Makanlah bubur ini! Sesungguhnya, aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Bubur Talbinah itu dapat menyegarkan hati orang yang sakit dan dapat mengurangi sebagian rasa sedih. (Shahih Muslim No.4106)

24. Berobat dengan cara meminum madu

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Ada seorang lelaki datang kepada Nabi saw. lalu berkata: Saudaraku merasa mual-mual perutnya. Rasulullah saw. bersabda: Minumkanlah madu! Setelah orang itu memberi minum madu kepada saudaranya, dia datang lagi kepada Nabi saw. dan melapor: Aku telah meminumkannya madu tetapi dia malah bertambah mulas. Kejadian itu berulang sampai tiga kali. Pada kali yang keempat Rasulullah saw. tetap bersabda: Minumkanlah madu! Orang itupun masih saja melapor: Aku benar-benar telah meminumkannya madu tetapi dia malah bertambah mulas, maka Rasulullah saw. bersabda: Maha benar Allah (dalam firman-Nya, surat An-Nahl ayat 69) dan ada yang tidak beres dengan perut saudaramu itu. Akhirnya Rasulullah saw. sendiri yang meminumkannya madu dan saudara orang itupun sembuh. (Shahih Muslim No.4107)

25. Wabah penyakit, pesimisme, perdukunan dan sebagainya

Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sampar itu siksa yang dikirimkan kepada Bani Israel atau orang-orang yang hidup sebelum kalian. Apa bila kalian mendengar adanya sampar itu di suatu daerah, maka janganlah kalian datang ke sana. Dan kalau sampar itu berjangkit di suatu daerah, sedangkan kalian berada di sana, maka janganlah kalian keluar untuk melarikan diri darinya. (Shahih Muslim No.4108)

Hadis riwayat Abdullah bin Abbas ra.:
Bahwa Umar bin Khathab pergi ke Syam dan ketika telah tiba di sebuah dusun bernama Sarghi, beliau bertemu dengan penduduk Syam yaitu Abu Ubaidah bin Jarrah ra. dan para pengikutnya. Mereka memberitahukan bahwa telah berjangkit di Syam suatu wabah penyakit. Ibnu Abbas ra. berkata: Maka Umar berkata: Coba panggilkan sahabat muhajirin yang pertama. Maka aku panggil mereka lantas beliau meminta saran mereka dan memberitahukan kepada mereka bahwa wabah telah berjangkit di Syam. Ternyata mereka berselisih pendapat menanggapi berita itu. Sebagian di antara mereka berkata: Engkau pergi untuk suatu urusan besar dan kami tidak setuju jika engkau kembali. Sedangkan sebagian yang lain berkata: Bersama engkau masih banyak rakyat dan para sahabat dan kami tidak setuju bila engkau mengajak mereka menuju ke wabah tersebut. Umar berkata: Tinggalkan aku dan tolong panggilkan sahabat Ansar! Aku pun memanggil mereka. Ketika dimintai pertimbangan, mereka juga bersikap dan berbeda pendapat seperti halnya orang-orang Muhajirin. Umar berkata: Tinggalkan aku! Lalu ia berkata lagi: Tolong panggilkan sesepuh Quraisy yang dahulu hijrah pada waktu penaklukan dan sekarang berada di sini. Aku memanggil mereka. Ternyata mereka saling bersepakat dan berkata: Menurut kami sebaiknya engkau kembali bersama orang-orang dan tidak mengajak mereka mendatangi wabah ini. Umar lalu berseru di tengah-tengah orang banyak: Aku akan mengendarai tungganganku untuk pulang esok pagi. Lalu mereka pun mengikutinya. Abu Ubaidah bin Jarrah ra. bertanya: Apakah untuk menghindari takdir Allah? Umar menjawab: Kalau saja bukan engkau yang mengatakan itu, hai Abu Ubaidah! Umar memang tidak suka berselisih dengan Abu Ubaidah. Ya, kita lari dari satu takdir Allah ke takdir Allah yang lain. Apa pendapatmu seandainya engkau mempunyai seekor unta yang turun di suatu lembah yang memiliki dua lereng, yang satu subur dan yang satu lagi tandus, apakah jika engkau menggembalakannya di tempat yang subur itu bukan berarti engkau menggembalakanya karena takdir Allah? Begitu pun sebaliknya, kalau engkau menggembalakannya di tempat yang tandus, bukankah engkau menggembalakanya karena takdir Allah juga? Lalu datanglah Abdurrahman bin Auf yang absen karena suatu keperluannya lalu berkata: Sungguh aku mempunyai pengetahuan tentang masalah ini, aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Apabila kalian mendengar ada suatu wabah di suatu daerah, maka janganlah kalian mendatanginya. Sebaliknya, kalau wabah tersebut berjangkit di suatu daerah sedangkan kalian berada di sana, maka janganlah kalian keluar melarikan diri daripadanya. Ibnu Abbas berkata: Mendengar itu Umar bin Khathab memuji Allah kemudian pergi berlalu. (Shahih Muslim No.4114)

26. Tidak ada penularan tanpa kehendak Allah, tidak ada nasib sial, tidak ada reinkarnasi sebagai burung, tidak ada kematian karena cacing perut, tidak ada bintang tertentu yang dapat menurunkan hujan, tidak benar hantu itu dapat menjelma ke berbagai rupa dan menyesatkan manusia, dan juga tidak benar orang dapat memindahkan penyakit unta

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada (kepercayaan) penularan tanpa kehendak Allah, tidak benar kematian karena cacing perut dan tidak benar reinkarnasi menjadi burung. Lalu seorang arab badui bertanya: Ya Rasulullah! Lalu bagaimana dengan unta yang berada di padang penggembalaan yang semula bagaikan kijang kemudian didatangi oleh unta berkudis dan setelah bergabung, maka semua unta menjadi ketularan berkudis? Rasulullah saw. bersabda: Lalu yang manakah yang menularkan pertama kali. (Shahih Muslim No.4116)

27. Tanda kenahasan dan optimisme dan perkara yang menimbulkan pesimisme

Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Tidak ada penularan (tanpa kehendak Allah) dan tidak ada tanda kenahasan dan yang membuatku terkagum adalah optimisme yaitu kalimat yang baik, kalimat yang bagus. (Shahih Muslim No.4123)

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kenahasan itu ada pada rumah, pada perempuan dan pada kuda (kendaraan). (Shahih Muslim No.4127)

Hadis riwayat Sahal bin Saad ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Kalau memang kesialan itu ada, maka ia ada pada perempuan, pada kuda (kendaraan) dan pada tempat tinggal. (Shahih Muslim No.4131)

28. Pengharaman pedukunan dan mendatangi seorang dukun

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Aku berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya beberapa dukun pernah menceritakan sesuatu kepada kami dan kami mendapati apa yang mereka ceritakan itu benar. Rasulullah saw. bersabda: Itu adalah kalimat benar yang disambar oleh jin lalu dengan cepat dilemparkan ke telinga walinya tetapi di dalamnya sudah dia tambahi dengan seratus kedustaan. (Shahih Muslim No.4134)

29. Membunuh ular dan lainnya

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. menyuruh untuk membunuh ular berbelang dua karena binatang tersebut dapat membutakan mata dan mencelakakan kandungan. (Shahih Muslim No.4139)

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Rasulullah saw., beliau bersabda: Bunuhlah ular-ular berbisa, ular-ular berbelang dua dan ular yang ekornya terputus karena keduanya dapat menggugurkan kandungan dan membutakan mata. (Shahih Muslim No.4140)

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Kami pernah bersama Nabi saw. di dalam sebuah gua dan ketika telah diturunkan kepada beliau surat Al-Mursalat di mana kami langsung hafalnya dari mulut beliau yang masih basah tiba-tiba muncullah seekor ular sehingga bersabdalah beliau: Bunuhlah ular itu! Kami segera berlomba untuk membunuhnya namun ular tersebut telah mendahului kami berlalu menghilang. Rasulullah saw. kemudian bersabda: Rupanya Allah telah melindunginya dari kejahatan kamu sebagaimana Allah pun telah melindungi kamu dari kejahatannya. (Shahih Muslim No.4148)

30. Anjuran membunuh cecak

Hadis riwayat Ummu Syarik ra.:
Bahwa Nabi saw. menyuruhnya untuk membunuh cecak. Dan dalam hadis Ibnu Abu Syaibah: Dia menyuruh. (Shahih Muslim No.4152)

Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. menamakan binatang cecak dengan sebutan fuwaisik. (Shahih Muslim No.4155)

31. Larangan membunuh semut

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. bahwa seekor seekor semut pernah menggigit salah seorang nabi. Nabi tersebut lalu memerintahkan untuk mendatangi sarang semut dan membakarnya. Tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya: Apakah hanya karena seekor semut menggigitmu lantas kamu membinasakan satu umat yang selalu bertasbih. (Shahih Muslim No.4157)

32. Haram membunuh kucing

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena mengurung seekor kucing sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka karenanya, yaitu karena ketika mengurungnya ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum sebagaimana ia tidak juga melepasnya mencari makan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim No.4160)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang tidak diberi makan dan minum serta tidak pula ia melepasnya mencari makanan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim No.4161)

33. Keutamaan memberi makan dan minum kepada binatang ternak yang mulia

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tatkala seorang lelaki sedang berjalan pada sebuah jalan terasalah olehnya dahaga yang sangat. Lalu ia mendapati sebuah sumur dan bersegeralah ia meneruninya untuk minum. Ketika keluar, tiba-tiba dia melihat seekor anjing menjulurkan lidah sambil menjilat-jilati debu karena sangat haus. Lelaki itu berkata: Anjing ini sedang kehausan seperti aku tadi lalu turunlah dia kembali ke dalam sumur untuk memenuhi sepatu kulitnya dengan air lalu digigit agar dapat naik kembali. Kemudian ia meminumkan air itu kepada anjing tersebut. Allah berterima kasih kepadanya lalu mengampuninya. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah kami akan mendapatkan pahala karena binatang-binatang seperti ini? Rasulullah saw. menjawab: Pada setiap yang bernyawa (mahluk hidup) ada pahalanya. (Shahih Muslim No.4162)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa pada suatu hari yang sangat panas seorang wanita pelacur melihat seekor anjing sedang mengelilingi sebuah sumur sambil menjulurkan lidahnya karena kehausan. Ia kemudian melepas sepatu kulitnya (untuk mengambil air sumur yang akan diminumkan kepada anjing), lalu wanita itu diampuni dosanya. (Shahih Muslim No.4163)


--------------------------------------------------------------------------------

Sumber: http://hadith.al-islam.com/bayan/Tree.asp?Lang=IND


--------------------------------------------------------------------------------

.:: HaditsWeb ::.


Kitab Keutamaan Sahabat


1. Di antara keutamaan Abu Bakar Sidik ra.
• Hadis riwayat Abu Bakar Sidik ra., ia berkata:
Aku melihat kaki orang-orang musyrik di atas kepala kami tatkala kami berada dalam gua. Aku berkata: Wahai Rasulullah kalau saja salah seorang dari mereka melihat ke kedua kakinya sendiri, niscaya dia akan melihat kita yang berada di bawahnya. Beliau bersabda: Wahai Abu Bakar, apa dugaanmu yang bakal terjadi pada dua orang di mana yang ketiganya adalah Allah. (Shahih Muslim No.4389)
• Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pada satu hari berada di atas mimbar lalu beliau bersabda: Ada seorang hamba yang diberikan pilihan oleh Allah antara Allah akan memberinya kemewahan dunia atau memberi sesuatu yang ada di sisi-Nya. Ternyata hamba itu memilih sesuatu yang ada di sisi-Nya. Setelah itu Abu Bakar tampak menangis kemudian berkata: Kami bersedia menebus engkau dengan bapak dan ibu kami. Abu Said Al-Khudri ra. mengatakan: Rasulullah saw. lah hamba yang telah diberikan pilihan itu. Dan Abu Bakar sendiri yang memberitahukan hal itu kepada kami. Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang yang paling setia kepadaku baik dalam hartanya maupun dalam persahabatannya adalah Abu Bakar. Kalau saja aku boleh mengangkat seorang khalil (kekasih), niscaya aku akan memilih Abu Bakar sebagai kekasih. Akan tetapi dia adalah saudaraku di dalam Islam. Sungguh tidak akan diciptakan pada mesjid ini sebuah pintu kecil pun kecuali hal itu memang milik Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4390)
• Hadis riwayat Amru bin Ash ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah mengutusnya untuk memimpin pasukan tentara Zatussalasil. Aku menemui beliau dan bertanya: Siapakah orang yang paling Anda cintai? Beliau menjawab: Aisyah. Aku bertanya: Dari kaum lelaki? Beliau menjawab: Ayah Aisyah. Aku bertanya: Lalu siapa? Beliau menjawab: Umar. Setelah itu beliau menyebutkan nama beberapa orang sahabat yang lain. (Shahih Muslim No.4396)
• Hadis riwayat Jubair bin Muth`im ra.:
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth`im dari ayahnya bahwa seorang wanita pernah meminta sesuatu kepada Rasulullah saw. kemudian beliau menyuruh wanita itu supaya kembali lagi kepada beliau di lain waktu. Lalu wanita itu bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana menurut engkau kalau aku nanti datang dan tidak menjumpaimu. Bapakku berkata: Tampaknya wanita itu bermaksud kematian. Beliau bersabda: Jika kamu nanti tidak menjumpaiku, maka temuilah Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4398)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Sewaktu Rasulullah saw. sakit, beliau berkata kepadaku: Tolong panggilkan Abu Bakar dan saudara lelakimu sehingga aku dapat menulis surat (wasiat). Sesungguhnya aku merasa khawatir terhadap orang yang ambisius yang mengatakan: Aku adalah orang yang lebih berhak sementara Allah dan orang-orang mukmin enggan kecuali Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4399)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ketika seorang lelaki sedang menuntun seekor sapi miliknya yang sedang memikul beban, tiba-tiba sapi tersebut menoleh kepadanya dan berkata: Sesungguhnya aku diciptakan bukan untuk ini, melainkan untuk membajak tanah pertanian. Lalu para sahabat berseru: Maha Suci Allah! Karena merasa terheran-heran dan terkejut seekor sapi dapat berbicara. Rasulullah saw. bersabda: Tetapi sesungguhnya aku, Abu Bakar dan Umar mempercayainya. Seterusnya Abu Hurairah ra. mengatakan: Rasulullah saw. bersabda: Ketika seorang penggembala sedang menggembalakan kambing-kambingnya, tiba-tiba ada seekor srigala menerkam dan membawa lari salah satu kambingnya. Lalu penggembala tadi mengejar srigala itu dan berhasil menyelamatkan kambingnya. Tiba-tiba saja srigala menoleh kepadanya dan berkata: Siapakah yang akan melindungi kambing-kambing itu pada hari binatang buas yaitu suatu hari yang tidak terdapat seorang penggembalapun selain aku? Lalu para sahabat kembali berseru: Maha Suci Allah! Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku, Abu Bakar dan Umar mempercayainya. (Shahih Muslim No.4401)
2. Di antara keutamaan Umar bin Khathab ra.
• Hadis riwayat Ali ra.:
Ibnu Abbas ra. berkata: Jasad Umar bin Khathab ra. dibaringkan di atas tempat tidurnya kemudian orang-orang mengerumuninya, mereka mendoakan, memuji dan menyalatkan sebelum diangkat (ke kuburnya) dan aku berada di antara mereka. Kemudian dia melanjutkan: Tidak ada yang menarik perhatianku kecuali dengan seorang lelaki yang menarik pundakku dari belakang, maka aku pun menoleh ke arahnya, ternyata dia adalah Ali yang turut berduka cita atas meninggalnya Umar. Kemudian dia berkata: Tidak ada orang yang lebih aku sukai ketika berjumpa dengan Allah dengan seperti amal perbuatannya daripada engkau, mudah-mudahan Allah menempatkanmu bersama dua orang sahabatmu. Dalam hal ini aku sering mendengar Rasulullah saw. bersabda: Saya datang bersama Abu Bakar dan Umar. Aku masuk surga bersama Abu Bakar dan Umar. Dan aku pun keluar bersama Abu Bakar dan Umar. Sungguh aku berharap semoga Allah berkenan mempertemukanmu dengan mereka. (Shahih Muslim No.4402)
• Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ketika sedang tidur, aku bermimpi melihat banyak orang sedang berkumpul dengan mengenakan pakaian yang beragam, ada yang menutupi sampai dada dan ada pula yang kurang dari itu, lalu lewatlah Umar bin Khathab dengan pakaian yang ia seret. Mereka bertanya: Bagaimana engkau menakwilkan mimpi itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Agama. (Shahih Muslim No.4403)
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Rasulullah saw., beliau bersabda: Ketika sedang tidur, aku bermimpi melihat sebuah gelas besar berisi susu dihidangkan kepadaku. Lalu aku meminumnya hingga aku dapat menyaksikannya mengalir ke dalam kuku-kukuku kemudian sisa minumanku aku berikan kepada Umar bin Khathab. Para sahabat bertanya: Bagaimana engkau menakwilkan mimpi itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Itu adalah ilmu. (Shahih Muslim No.4404)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Ketika sedang tidur, aku bermimpi melihat diriku berada di dekat sebuah sumur tua di mana terdapat sebuah timba. Kemudian aku mengambil air sumur itu sebanyak yang Allah kehendaki. Kemudian dipegang oleh Ibnu Abu Quhafah yang segera mengambil air sebanyak satu atau dua timba tetapi dalam pengambilan airnya terdapat kelemahan dan semoga Allah mengampuninya. Lalu timba tersebut berubah menjadi besar dan segera dipegang oleh Umar bin Khathab ra. dan aku tidak pernah melihat seorang jenius pun dari umat manusia yang dapat mengambil air seperti pengambilan Umar bin Khathab ra. hingga manusia dapat minum dengan puas beserta unta-unta mereka. (Shahih Muslim No.4405)
• Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aku bermimpi melihat diriku seakan-akan sedang mengambil air dengan timba yang berada di atas sebuah sumur tua. Kemudian datang Abu Bakar dan segera mengambil air sebanyak satu atau dua timba dengan pengambilan yang agak lemah, semoga Allah mengampuninya. Kemudian datang Umar dan mengambil air namun tiba-tiba timba tersebut berubah menjadi sebuah timba besar dan aku tidak pernah melihat seorang jenius pun dari umat manusia yang dapat menekuni pekerjaan seperti Umar hingga manusia dapat minum dengan puas dan menggiring unta-unta mereka ke kandang dalam keadaan puas minum. (Shahih Muslim No.4407)
• Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Aku masuk ke dalam surga dan melihat di dalamnya terdapat sebuah rumah atau sebuah istana lalu aku bertanya: Milik siapakah istana ini? Mereka menjawab: Milik Umar bin Khathab. Aku bermaksud memasukinya, namun segera teringat olehku kecemburuanmu. Mendengar itu seketika Umar menangis haru dan berkata: Wahai Rasulullah saw., apakah orang seperti engkau dicemburui. (Shahih Muslim No.4408)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Ketika tidur, tiba-tiba aku bermimpi melihat diriku berada di dalam surga dan menyaksikan seorang wanita sedang berwudu di samping sebuah istana. Aku lalu bertanya: Milik siapakah istana ini? Mereka menjawab: Milik Umar bin Khathab. Tiba-tiba saja aku teringat akan kecemburuan Umar. Maka aku pun pergi meninggalkan tempat itu. Lebih lanjut Abu Hurairah ra. mengatakan: Mendengar itu seketika Umar menangis sedang kami semua berada di majlis tersebut bersama Rasulullah saw. kemudian Umar berkata: Demi Allah, wahai Rasulullah, apakah kepada engkau aku cemburu?. (Shahih Muslim No.4409)
• Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Umar meminta izin untuk menjumpai Rasulullah saw. di mana ketika itu ada beberapa orang wanita Quraisy bersama beliau sedang mengajak beliau bicara dan menanyakan banyak (persoalan) dengan suara keras. Ketika Umar minta izin masuk, mereka bergegas beranjak saling mendahului ke arah tabir. Rasulullah saw. mengizinkan Umar untuk masuk sambil tersenyum. Lalu Umar berkata: Semoga Allah selalu menyenangkanmu wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Aku terheran melihat perilaku wanita-wanita yang tadi berada di sisiku, ketika mendengar suaramu, mereka bergegas menuju ke balik tabir. Umar menyela: Engkaulah orang yang paling berhak untuk ditakuti, wahai Rasulullah. Kepada wanita-wanita tadi Umar berkata: Wahai wanita-wanita yang menjadi musuh dirinya sendiri, apakah kalian merasa takut kepadaku dan tidak merasa takut kepada Rasulullah saw.? Mereka menjawab: Ya, karena kamu lebih kasar dan lebih keras daripada beliau. Rasulullah saw. kemudian bersabda: Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, setan tidak akan pernah menemuimu sedang menelusuri suatu jalan kecuali ia akan menelusuri jalan selain jalanmu. (Shahih Muslim No.4410)
• Hadis riwayat Umar ra., ia berkata:
Aku bertepatan dengan kehendak Tuhanku dalam tiga perkara; dalam perkara makam Ibrahim, dalam perkara hijab dan dalam perkara tawanan perang Badar. (Shahih Muslim No.4412)
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Ketika Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal dunia, anaknya Abdullah bin Abdullah datang menemui Rasulullah saw. meminta agar Rasulullah saw. berkenan memberikan pakaiannya untuk digunakan mengkafani jenazah ayahnya. Beliau memenuhi permintaannya tersebut. Abdullah juga meminta agar beliau berkenan menyalatkan jenazah ayahnya. Rasulullah saw. pun berdiri hendak menyalatkan jenazah atasnya lalu Umar ikut berdiri dan menarik pakaian Rasulullah saw. seraya berkata: Wahai Rasulullah, apakah engkau akan menyalatkan jenazah ayahnya padahal Allah telah melarangmu untuk menyalatkannya? Rasulullah saw. bersabda: Sebenarnya Allah telah memberikan pilihan kepadaku lalu beliau membaca ayat: Kamu memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampunan bagi mereka adalah sama saja. Kendatipun kamu mohonkan ampunan bagi mereka berulang sampai tujuh puluh kali. Aku akan menambahnya lebih dari tujuh puluh kali. Umar berkata: Abdullah bin Ubay bin Salul itu orang munafik. Rasulullah saw. tetap menyalatkan jenazah bukan orang Islam tersebut. Saat itulah Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menurunkan firman-Nya: Dan janganlah kamu sekali-kali menyalatkan jenazah seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya. (Shahih Muslim No.4413)
3. Di antara keutamaan Usman Bin Affan ra.
• Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari ra., ia berkata:
Tatkala Rasulullah saw. berada dalam salah satu kebun Madinah sedang bersandar dengan menancapkan sebatang kayu antara air dan tanah tiba-tiba datang seseorang yang ingin menemui Rasulullah saw. Beliau bersabda kepada pelayan: Bukakanlah pintu dan sampaikan kepadanya kabar gembira dengan memasuki surga. Orang tersebut ternyata adalah Abu Bakar. Aku pun membukakannya dan menyampaikan kabar gembira tentang surga. Tak lama kemudian datang lagi seseorang minta dibukakan. Rasulullah saw. bersabda: Bukakanlah pintu dan sampaikan kabar gembira kepadanya mengenai surga. Aku beranjak dan ternyata orang tersebut adalah Umar. Aku pun membukakannya dan menyampaikan kabar gembira tentang surga. Kemudian datang lagi seseorang yang juga ingin dibukakan. Kemudian Rasulullah saw. duduk dan bersabda: Bukakanlah pintu dan sampaikanlah kabar gembira tentang surga dengan musibah yang akan menimpa. Aku pun pergi menemui orang itu, ternyata dia adalah Usman bin Affan. Aku bukakan pintu untuknya dan menyampaikan kepadanya berita gembira tentang surga. Usman lalu berkata: Ya Allah, (berilah) kesabaran atau Allah-lah Yang Maha Penolong. (Shahih Muslim No.4416)
4. Di antara keutamaan Ali Bin Abu Thalib ra.
• Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Rasulullah saw. berkata kepada Ali bin Abu Thalib: Sesungguhnya kedudukanmu terhadapku adalah seperti kedudukan Harun terhadap Musa, hanya saja tidak ada seorang nabi pun sesudahku. (Shahih Muslim No.4418)
• Hadis riwayat Sahal bin Saad ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda ketika menjelang perang Khaibar: Sungguh akan aku berikan bendera ini kepada seorang lelaki yang akan Allah berikan kemenangan di bawah pimpinannya yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan juga dicintai Allah dan Rasul-Nya. Pada malam hari orang-orang ramai membicarakan tentang siapakah orang yang akan diberi bendera itu. Keesokan paginya mereka menghadap Rasulullah saw. dan semua berharap agar diberi bendera tersebut. Rasulullah saw. bertanya: Di manakah Ali bin Abu Thalib? Mereka menjawab: Dia sedang mengeluhkan kedua matanya yang sakit, wahai Rasulullah. Lalu mereka diutus untuk menemuinya dan mengajaknya ke hadapan beliau. Kemudian Rasulullah saw. meludahi kedua matanya serta mendoakan sehingga sembuh seakan-akan tidak merasakan sakit sebelumnya. Selanjutnya Rasulullah saw. memberikan bendera itu kepadanya. Ali berkata: Wahai Rasulullah, aku akan memerangi mereka sampai mereka seperti kita. Rasulullah saw. bersabda: Berangkatlah dengan tenang sampai kamu tiba di daerah mereka, lalu ajaklah mereka untuk memeluk Islam serta beritahukan kepada mereka hak Allah yang diwajibkan atas mereka. Demi Allah, Allah memberikan petunjuk kepada seseorang melalui kamu adalah lebih baik bagimu daripada memiliki unta merah (harta orang arab yang paling berharga). (Shahih Muslim No.4423)
• Hadis riwayat Salamah bin Akwa` ra., ia berkata:
Pada perang Khaibar, Ali bin Abu Thalib ra. telah tertinggal dari pasukan Nabi saw. karena terserang penyakit mata. Dia berkata: Aku tertinggal dari pasukan Rasulullah saw. Akhirnya Ali keluar menyusul Rasulullah saw. Pada waktu sore di mana keesokan paginya Allah memberikan kemenangan kepada pasukan Islam, Rasulullah saw. bersabda: Sungguh akan aku berikan bendera ini atau bendera ini akan dipegang besok oleh seorang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya serta mencintai Allah dan Rasul-Nya. Mudah-mudahan saja Allah memberikan kemenangan padanya. Tiba-tiba kami bertemu dengan Ali dan hilanglah harapan kami untuk diberi bendera tersebut. Para sahabat berkata: Inilah Ali. Rasulullah saw. lalu memberikan bendera tersebut kepada Ali. Dan akhirnya Allah memberikan kemenangan padanya. (Shahih Muslim No.4424)
• Hadis riwayat Sahal bin Saad ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mendatangi rumah Fatimah dan tidak menjumpai Ali di dalamnya. Beliau lalu bertanya kepada Fatimah: Di mana putra pamanmu? Fatimah menjawab: Telah terjadi sesuatu antara aku dan dia lalu memarahiku dan keluar sehingga tidak tidur siang di sini. Rasulullah saw. berkata kepada seorang sahabat: Carilah di mana dia! Kemudian dia datang lagi dan berkata: Wahai Rasulullah, Ali sedang tidur di dalam mesjid. Rasulullah saw. lalu mendatanginya sementara Ali tengah berbaring dengan sorban yang terjatuh dari sisinya sehingga mengenai debu. Kemudian Rasulullah saw. membersihkan debu darinya seraya berkata: Bangun wahai Abu Turab! Bangun wahai Abu Turab!. (Shahih Muslim No.4426)
5. Di antara keutamaan Saad bin Abu Waqqash ra.
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Pada suatu malam Rasulullah saw. merasa sulit tidur lalu beliau berkata sendiri: Kalau saja pada malam hari ini ada seorang sahabatku yang saleh sudi menjagaku. Aisyah berkata: Tiba-tiba kami mendengar suara ayunan pedang. Rasulullah saw. bertanya: Siapa ini? Ia menjawab: Saad bin Abu Waqqash wahai Rasulullah, aku datang untuk menjagamu. Aisyah berkata: Sesaat kemudian Rasulullah saw. tertidur sampai Aku mendengar suara dengkurnya. (Shahih Muslim No.4427)
• Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata:
Rasulullah saw. tidak pernah berkata dengan menyebut kedua orang tuanya kepada seorang pun kecuali kepada Saad bin Malik karena pada perang Uhud, Rasulullah saw. pernah berkata kepadanya: Tebusanmu ayah dan ibuku, panahlah!. (Shahih Muslim No.4429)
• Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah berkata kepadaku dengan menyebut kedua orang tuanya pada hari pertempuran Uhud. (Shahih Muslim No.4430)
6. Di antara keutamaan Thalhah ra. dan Zubair ra.
• Hadis riwayat Thalhah ra. dan Saad ra.:
Dari Abu Usman ia berkata: Tidak ada yang tinggal bersama Rasulullah saw. pada hari di mana beliau berperang selain Thalhah dan Saad. Secara langsung keduanya menceritakan itu kepadaku. (Shahih Muslim No.4435)
• Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. menganjurkan orang-orang untuk ikut dalam perang Khandaq lalu Zubair langsung menyambut anjuran itu. Beliau menganjurkan kepada mereka lagi lalu Zubair segera menyambutnya. Kemudian beliau sekali lagi menganjurkan kepada mereka, dan Zubair pun menyambutnya. Nabi saw. lalu bersabda: Setiap nabi itu memiliki seorang pembela, dan pembelaku ialah Zubair. (Shahih Muslim No.4436)
• Hadis riwayat Abdullah bin Zubair ra., ia berkata:
Aku dan Umar bin Abu Salamah pada perang Khandaq bersama dengan beberapa orang wanita sedang berada di bangunan tinggi milik Hasan. Sesekali dia membungkukkan badannya supaya aku dapat melihat (pasukan Islam) dan sesekali giliranku yang membungkukkan badanku supaya ia dapat melihat mereka. Saat itu aku dapat melihat ayahku yang lewat dengan menunggang kudanya menuju ke kaum Bani Quraizhah. Kata perawi: Abdullah bin Urwah memberitahukanku dari Abdullah bin Zubair dan berkata: Aku lalu menuturkan hal itu kepada ayahku. Ayahku bertanya: Dan engkau melihatku, wahai anakku? Aku menjawab: Ya. Beliau berkata pula: Ingatlah, demi Allah! Pada waktu itu Rasulullah saw. telah berkata kepadaku dengan menyebutkan kedua orang tuanya kemudian ia berkata: Demi ayah dan ibuku sebagai jaminan. (Shahih Muslim No.4437)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari Urwah bin Zubair ia berkata: Aisyah berkata kepadaku: Demi Allah, kedua orang tuamu adalah termasuk: Orang-orang yang tetap memenuhi perintah Allah dan Rasul, setelah mereka mendapatkan luka. (Shahih Muslim No.4440)
7. Di antara keutamaan Abu Ubaidah bin Jarrah ra.
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya setiap umat itu memiliki seorang kepercayaan dan sesungguhnya orang kepercayaan kita wahai umatku ialah Abu Ubaidah bin Jarrah ra.. (Shahih Muslim No.4442)
• Hadis riwayat Hudzaifah bin Yaman ra., ia berkata:
Satu hari penduduk Najran datang kepada Rasulullah saw. lalu mereka berkata: Wahai Rasulullah! Utuslah kepada kami seseorang yang dapat dipercaya! Rasulullah saw. bersabda: Aku akan mengutus kepada kalian seseorang yang dapat dipercaya, benar-benar dapat dipercaya, benar-benar bisa dipercaya. Orang-orang segera saling mengharapkan kedudukan itu. Huzaifah bin Yaman berkata: Kemudian Rasulullah saw. akhirnya mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah ra.. (Shahih Muslim No.4444)
8. Di antara keutamaan Hasan dan Husain ra.
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa sesungguhnya beliau pernah berdoa untuk Hasan: Ya Allah! Sesungguhnya aku sangat mencintainya, maka cintailah dia dan cintailah orang yang mencintainya. (Shahih Muslim No.4445)
• Hadis riwayat Barra' bin Azib ra. dia berkata:
Aku pernah menyaksikan Hasan bin Ali berada dalam pelukan Nabi saw., beliau berdoa: Ya Allah! Sesungguhnya aku sangat mencintainya, maka cintailah dia. (Shahih Muslim No.4447)
9. Keutamaan-keutamaan Zaid bin Haritsah ra. dan Usamah bin Zaid ra.
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa ia pernah berkata: Kami tidak memanggil Zaid bin Haritsah kecuali dengan panggilan Zaid bin Muhammad sampai turun ayat Alquran berikut ini: Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan memakai nama bapak-bapak mereka, itulah yang lebih adil di sisi Allah. (Shahih Muslim No.4451)
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mengirim satu pasukan tentara lalu mengangkat Usamah bin Zaid sebagai pemimpin mereka. Orang-orang kemudian banyak yang mencela kepemimpinannya. Rasulullah saw. segera bangkit seraya bersabda: Apabila kalian mencela kepemimpinannya berarti kalian juga telah mencela kepemimpinan ayahnya sebelum ini. Demi Allah, dia adalah orang yang berhak memegang kepemimpinan karena orang itu harus sebagai orang yang paling aku cintai dan sesungguhnya orang ini adalah termasuk orang yang paling aku cintai sesudahnya. (Shahih Muslim No.4452)
10. Di antara keutamaan Abdullah bin Jakfar ra.
• Hadis riwayat Abdullah bin Jakfar ra.:
Dari Abdullah bin Abu Mulaikah bahwa Abdullah bin Jakfar berkata kepada Ibnu Zubair ra.: Ingatkah kamu ketika kita yaitu saya, kamu dan Ibnu Abbas ra. bertemu dengan Rasulullah saw.? Ibnu Zubair menjawab: Ya, beliau menggendong kami dan meninggalkanmu. (Shahih Muslim No.4454)
• Hadis riwayat Abdullah bin Jakfar ra., ia berkata:
Apabila Rasulullah saw. kembali dari suatu perjalanan, beliau biasa disambut oleh anak-anak anggota keluarganya. Satu hari beliau pulang dari bepergian dan aku lebih dahulu menyambut beliau, lalu aku digendong beliau. Kemudian salah seorang anak Fatimah menyambutnya, dia pun digendong di belakang. Kemudian kami bertiga memasuki kota Madinah di atas binatang tunggangan. (Shahih Muslim No.4455)
11. Di antara keutamaan Khadijah ra. ummul mukminin
• Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata:
Saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik wanita ialah Maryam binti Imran. Sebaik-baik wanita ialah Khadijah binti Khuwailid. (Shahih Muslim No.4458)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Jibril datang kepada Nabi saw. dan berkata: Wahai Rasulullah, ini Khadijah datang kepada engkau dengan membawa bejana berisi lauk pauk atau makanan atau minuman. Apabila ia datang kepadamu, sampaikanlah salam kepadanya dari Tuhannya Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dan juga dariku dan kabarkanlah berita gembira kepadanya mengenai sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara di dalamnya tidak ada keributan dan kesusahan. (Shahih Muslim No.4460)
• Hadis riwayat Abdullah bin Abu Aufa ra.:
Dari Ismail ia berkata: Aku bertanya kepada Abdullah bin Abu Aufa: Apakah Rasulullah saw. pernah menyampaikan kabar gembira kepada Khadijah dengan sebuah rumah di surga? Dia menjawab: Betul. Beliau pernah menyampaikan kabar gembira kepada istrinya itu dengan sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara di dalamnya tidak ada hiruk-pikuk dan kesusahan. (Shahih Muslim No.4461)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah menyampaikan kabar gembira kepada Khadijah binti Khuwailid tentang sebuah rumah di surga. (Shahih Muslim No.4462)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Halah binti Khuwailid, saudara perempuan Khadijah, meminta izin masuk menemui Rasulullah saw. tiba-tiba beliau teringat kembali akan gaya Khadijah setiap kali ia meminta izin masuk. Maka beliau sangat senang sekali dengan kedatangan saudara perempuan Khadijah tersebut. Beliau lalu berdoa untuknya dan berkata: Mari silakan, wahai Halah binti Khuwailid. Lantas rasa cemburuku timbul. Maka aku katakan kepada beliau: Apa yang membuatmu teringat pada seorang wanita Quraisy yang sudah nenek-nenek dan sudah ompong yang telah meninggal untuk selamanya? Bukankah Allah telah memberikan ganti yang lebih baik darinya. (Shahih Muslim No.4467)
12. Di antara keutamaan Aisyah ra.
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah bersabda: Tiga malam aku bermimpi melihat kamu. Malaikat datang kepadaku mengantarkanmu dengan memakai sepotong baju sutera seraya berkata: Inilah istrimu. Ketika aku buka wajahmu, ternyata itu memang benar-benar kamu. Lalu aku katakan: Kalau itu memang datang dari sisi Allah, maka Allah pasti akan menjadikannya kenyataan. (Shahih Muslim No.4468)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah berkata kepadaku: Sesungguhnya aku tahu saat kamu sedang senang kepadaku, dan saat kamu sedang marah kepadaku. Aku bertanya: Dari mana engkau mengetahui hal itu? Rasulullah saw. menjawab: Sebab kalau kamu sedang senang padaku, maka kamu akan mengatakan: Tidak, demi Tuhan Muhammad tetapi kalau kamu sedang marah, maka kamu akan mengatakan: Tidak, demi Tuhan Ibrahim. Aku katakan: Benar itu, wahai Rasulullah. Demi Allah, aku hanya meninggalkan namamu. (Shahih Muslim No.4469)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa ia pernah bermain-main dengan beberapa kawan perempuannya di hadapan Rasulullah saw. Aisyah berkata: Tiba-tiba kawan-kawanku mendekati aku karena mereka ingin bersembunyi dari rasa malu kepada Rasulullah saw. Beliau kemudian menyuruh mereka untuk menemuiku. (Shahih Muslim No.4470)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa orang-orang menanti-nantikan untuk memberikan hadiah pada waktu Rasulullah saw. berada di rumah Aisyah. Mereka melakukan hal itu untuk mendapatkan keridaan Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.4471)
• Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw., ia berkata:
Beberapa orang istri Nabi saw. mengutus Fatimah binti Rasulullah saw. untuk menemui beliau. Lalu Fatimah meminta izin masuk, sedang Rasulullah saw. masih bersamaku dalam selimut. Lalu beliau mengizinkannya, kemudian Fatimah berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya istri-istrimu yang lain mengutusku untuk menemuimu, mereka meminta keadilan seperti yang engkau berikan kepada putri Abu Quhafah. Saat itu aku hanya diam saja. Rasulullah saw. berkata kepada Fatimah: Wahai putriku! Tidakkah kamu menyukai apa yang aku sukas.i? Fatimah menjawab: Benar. Rasulullah saw. berkata lagi: Maka cintailah istriku yang satu ini. Mendengar perkataan ayahnya tersebut, Fatimah lalu segera beranjak meninggalkan Rasulullah untuk kembali kepada para istri beliau yang lain dan mengabarkan kepada mereka apa yang telah ia katakan dan apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah saw. kepadanya. Lalu mereka berkata kepadanya: Kami merasa kamu belum berbuat sesuatu apapun untuk kami, maka kembalilah menghadap Rasulullah saw. dan katakan kepada beliau: Sesungguhnya istri-istrimu yang lain sangat mendambakan keadilan seperti yang engkau perlihatkan kepada putri Abu Quhafah itu. Fatimah menjawab: Demi Allah aku tidak mau mengajak bicara beliau tentang Aisyah selama-lamanya. Aisyah berkata: Lalu istri-istri Nabi saw. itu menyuruh Zainab binti Jahsy ra., istri Nabi dan dialah yang menandingiku di antara mereka untuk merebut kedudukan di hati Rasulullah saw., dan aku tidak pernah melihat seorang wanita pun selain Zainab yang lebih baik dalam beragama, lebih bertakwa kepada Allah, lebih jujur bicaranya, paling kuat bersilaturahmi, paling banyak bersedekah dan paling sering mengalami cobaan dalam dirinya dalam melakukan pekerjaan untuk bersedekah dan mendekatkan diri kepada Allah kecuali perilaku mudah emosi dan marah yang ada pada dirinya namun ia cepat kembali (tenang). Ia berkata: Lalu Zainab meminta izin menemui Rasulullah saw. yang pada waktu itu beliau sedang (tidur) bersama Aisyah dalam selimutnya seperti saat Fatimah menemuinya. Kemudian Rasulullah saw. mempersilakannya, dan Zainab pun berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya istri-istrimu yang lain mengutusku untuk menemuimu, mereka meminta keadilan seperti yang engkau berikan kepada putri Abu Quhafah. Aisyah berkata: Kemudian ia menyinggung tentang diriku dan melampaui batas, namun aku tetap memandang Rasulullah saw. dan melihat ke arah mata beliau apakah beliau mengizinkan aku untuk ikut berbicara. Aisyah melanjutkan: Zaenab tetap tidak beranjak sampai aku ketahui bahwa Rasulullah saw. sudah tidak merasa keberatan kalau aku membela diri. Aisyah melanjutkan: Ketika aku menyinggungnya dan terus tidak memberi kesempatan sedikitpun padanya sampai aku selesai membalasnya. Aisyah melanjutkan: Lalu Rasulullah saw. tersenyum dan berkata: Ia memang benar-benar putri Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4472)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Apabila Rasulullah saw. sedang merasa gundah, beliau akan bertanya-tanya: Di manakah aku hari ini, di manakah aku esok hari, karena merasa lama menunggu hari giliran Aisyah. Aisyah melanjutkan: Ketika pada hari giliranku Allah mencabut nyawa beliau yang masih berada dalam pelukanku. (Shahih Muslim No.4473)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. apabila hendak melakukan perjalanan, beliau selalu mengadakan undian di antara istri-istrinya, lalu keluarlah undian tersebut untuk Aisyah dan Hafshah sehingga mereka berdua berangkat bersama Rasulullah saw. Dan pada malam hari, Rasulullah saw. berjalan bersama Aisyah untuk bercakap-cakap dengannya. Suatu kali berkatalah Hafshah kepada Aisyah: Maukah kamu malam ini menunggangi untaku dan aku menunggangi untamu sehingga kamu dapat melihat begitu juga aku. Aisyah menjawab: Baiklah. Maka Aisyah lalu menunggangi unta milik Hafshah dan Hafshah menunggangi unta Aisyah. Lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri unta milik Aisyah yang ditunggangi oleh Hafshah kemudian mengucapkan salam dan berjalan bersamanya sampai mereka turun berhenti. Tiba-tiba Aisyah merasa kehilangan Rasulullah dan merasa cemburu. Ketika mereka turun berhenti, mulailah Aisyah menendangkan kakinya ke tumbuh-tumbuhan izkhir yang harum baunya sambil berkata: Ya Tuhanku! Semoga ada kalajengking atau ular yang menggigitku sedang aku tidak dapat mengatakan sesuatu apapun kepada rasul-Mu. (Shahih Muslim No.4477)
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Keutamaan Aisyah atas wanita-wanita lain adalah seperti keutamaan tsarid (bubur daging dan roti) atas makanan yang lainnya. (Shahih Muslim No.4478)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Nabi saw. pernah berkata kepadanya: Sesungguhnya malaikat Jibril mengucapkan salam kepadamu. Aisyah berkata: Lalu aku menjawab: Wa alaihissalam wa rahmatullahi (Semoga keselamatan serta rahmat Allah selalu terlimpahkan atasnya). (Shahih Muslim No.4479)
13. Cerita tentang Ummu Zara` ra.
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Pernah sebelas orang wanita duduk berkumpul saling berjanji dan bersepakat untuk tidak menutup-nutupi keadaan suami-suami mereka. Wanita pertama mengatakan: Suamiku seperti daging unta yang kurus berada di puncak gunung yang sukar didaki, tidak datar sehingga mudah dilalui dan tidak juga gemuk sehingga dapat dipindah-pindahkan. Wanita kedua mengatakan: Suamiku, aku terpaksa tidak dapat menuturkan mengenai keadaannya karena aku khawatir tidak dapat meninggalkannya. Jika aku menyebutkan sama halnya aku mengungkapkan rahasia aibnya. Wanita ketiga mengatakan: Suamiku berperawakan tinggi sekali. Jika aku berbicara maka aku akan diceraikannya dan jika aku diam aku pun akan dibiarkannya tanpa dicerai dan dikawinkan (muallaqah). Wanita keempat mengatakan: Suamiku seperti suasana malam di wilayah Tihamah, tidak panas dan tidak juga terlalu dingin, tidak menakutkan dan tidak juga membosankan. Wanita kelima mengatakan: Suamiku apabila sudah memasuki rumah, maka dia langsung tertidur nyenyak dan apabila keluar rumah dia seperti seekor singa tanpa menanyakan sesuatu apapun yang bukan termasuk urusannya. Wanita keenam mengatakan: Suamiku apabila makan, maka ia makan banyak sekali dengan bermacam jenis lauk dan jika minum maka semua sisa minuman akan diteguknya. Dan jika tidur dia akan berselimut tanpa mendekati diriku sehingga ia dapat merasakan nikmatnya kebersamaan. Wanita ketujuh mengatakan: Suamiku adalah orang yang tidak mengetahui kepentingan dirinya atau lemah syahwat serta tergagap-gagap bicaranya, setiap obat yang diminum tidak dapat menyembuhkan. Di samping itu dia juga orang yang mudah melukai dan memukul. Wanita kedelapan mengatakan: Suamiku beraroma wangi seperti zarnab dan sentuhannya selembut sentuhan seekor kelinci. Wanita kesembilan mengatakan: Suamiku adalah seorang terhormat, berpostur tinggi dan sangat dermawan, berumah dekat dengan tempat pertemuan. Wanita kesepuluh mengatakan: Suamiku adalah seorang pemilik unta yang banyak yang selalu menderum dan jarang sekali bergembala di padang rumput. Unta-unta tersebut jika mendengar suara alat musik kecapi, mereka merasa bahwa sebentar lagi mereka akan disembelih. Dan wanita yang kesebelas mengatakan: Suamiku bernama Abu Zara`. Tahukah kamu siapakah Abu Zara`? Dialah yang memberiku perhiasan anting-anting dan memberiku makan sehingga aku kelihatan gemuk dan selalu membuatku gembira sehingga aku merasa senang. Dia mendapati diriku dari keluarga tidak mampu yang tinggal di lereng bukit lalu mengajakku tinggal di daerah peternakan kuda dan unta dan dia juga seorang petani. Aku tidak pernah dicela bila berbicara di sisinya dan bila tidur aku dapat tidur dengan nyenyak sampai pagi. Dan bila minum aku dapat minum sampai puas. Lalu Ummu Abu Zara`, tahukah kamu siapakah Ummu Abu Zara`? Dia memiliki kantong-kantong bahan makanan yang besar-besar dan rumahnya sangat luas. Ibnu Abu Zara`, tahukah kamu siapakah Ibnu Abu Zara`? Dia memiliki tempat tidur laksana pedang yang dicabut dari sarungnya. Dia sudah merasa kenyang dengan hanya memakan sebelah kaki seekor anak kambing. Putri Abu Zara`, tahukah kamu siapakah putri Abu Zara` itu? Ia adalah seorang yang amat patuh terhadap kedua orang tuanya. Tubuhnya gemuk dan suka menimbulkan rasa iri tetangganya. Budak perempuan Abu Zara`, tahukah kamu siapakah budak perempuan Abu Zara`? Ia tidak pernah menyebarkan rahasia pembicaraan kami dan tidak menyia-nyiakan persediaan makanan kami serta tidak pernah mengotori rumah kami seperti sarang burung. Ia (sang istri) melanjutkan: Suatu hari Abu Zara` keluar dengan membawa bejana-bejana susu yang akan dijadikan mentega lalu bertemu dengan seorang wanita bersama kedua anaknya yang seperti dua ekor anak singa bermain dengan dua buah delima di bawah pinggang ibunya. Setelah itu aku diceraikannya demi untuk menikahi wanita tersebut. Lalu aku menikah lagi dengan seorang lelaki terhormat serta dermawan. Ia menunggangi seekor kuda yang sangat cepat larinya sambil membawa sebatang tombak dan memperlihatkan kepadaku kandang ternak yang penuh dengan unta, sapi dan kambing serta memberikanku sepasang dari setiap jenis binatang ternak tersebut. Dia berkata: Makanlah wahai Ummu Zara` dan bawalah untuk keluargamu. Kalau kukumpulkan semua pemberiannya pasti tidak akan mencapai harga tempat minum paling kecil milik Abu Zarra`. Aisyah berkata: Rasulullah saw. bersabda kepadaku: Aku terhadapmu adalah seperti Abu Zara` terhadap Ummu Zara`. (Shahih Muslim No.4481)
14. Di antara keutamaan Fatimah ra., putri Nabi saw.
• Hadis riwayat Miswar bin Makhramah ra.:
Bahwa dia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda dari atas mimbar: Sesungguhnya keluarga Bani Hisyam bin Mughirah meminta restu kalau mereka akan menikahkan putri mereka dengan Ali bin Abu Thalib. Tentu saja aku tidak merestui, aku tidak merestui, sekali lagi aku tidak merestui kecuali jika Ali bin Abu Thalib berkenan menceraikan putriku terlebih dahulu kemudian menikahi putri mereka tersebut. Karena putriku adalah bagian dari diriku, apa yang menggangguku akan mengganggunya dan apa yang menyakitkan aku akan menyakitkan dirinya. (Shahih Muslim No.4482)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. memanggil putrinya Fatimah ra., kemudian beliau membisikkan sesuatu kepadanya sehingga ia pun menangis kemudian beliau membisikkannya lagi sampai ia tertawa. Setelah itu Aisyah berkata: Aku bertanya kepada Fatimah: Apakah yang dibisikkan Rasulullah saw. itu kepadamu sehingga kamu menangis, kemudian apa lagi yang dibisikkan kepada kamu sehingga kamu tertawa? Fatimah menjawab: Beliau membisikkan kepadaku untuk mengabarkan kepadaku berita kemangkatannya lalu aku pun menangis kemudian beliau membisikkan lagi kepadaku untuk mengabarkan kepadaku bahwa aku adalah orang yang pertama kali menyusul beliau dari keluarganya lalu aku pun tertawa. (Shahih Muslim No.4486)
15. Di antara keutamaan Ummul Mukminin Ummu Salamah ra.
• Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata:
Aku pernah diberitahukan bahwa malaikat Jibril as. suatu kali mendatangi Nabi saw. ketika Ummu Salamah sedang berada di sisi beliau. Ia berkata: Lalu mulailah ia bercakap-cakap kemudian beranjak pergi. Lalu bertanyalah Rasulullah saw. kepada Ummu Salamah: Siapakah orang ini? Ummu Salamah menjawab: Ini adalah Dihyah. Ia melanjutkan: Lalu Ummu Salamah berkata: Demi Allah, aku sama sekali tidak menyangka dia kecuali sebagai dia (Jibril) sampai aku mendengar khutbah Nabi saw. yang mengabarkan berita kami. (Shahih Muslim No.4489)
16. Di antara keutamaan Ummul Mukminin, Zainab ra.
• Hadis riwayat Aisyah ra., Ummul Mukminin, ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Orang yang paling cepat di antara kamu sekalian menyusul aku adalah orang yang paling panjang tangannya di antara kamu. Aisyah melanjutkan: Lalu mereka berlomba menjadi orang yang paling panjang tangan di antara mereka semua. Ternyata yang paling panjang tangannya di antara kami ialah Zainab sebab ia suka bekerja dengan tangannya sendiri dan suka memberikan sedekah. (Shahih Muslim No.4490)
17. Di antara keutamaan Ummu Sulaim ra., Ummu Anas bin Malik ra. dan Bilal ra.
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Nabi saw. tidak pernah memasuki (rumah) untuk menemui seorang wanitapun selain istri-istri beliau kecuali Ummu Sulaim. Karena beliau pernah masuk menemuinya, lalu hal itu ditanyakan kepada beliau kemudian beliau menjawab: Sesungguhnya aku merasa kasihan kepadanya, karena saudaranya terbunuh sewaktu bersamaku. (Shahih Muslim No.4493)
• Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aku pernah diperlihatkan surga lalu aku melihat istri Abu Thalhah kemudian aku mendengar suara gesekan benda-benda kering di hadapanku dan ternyata itu adalah (suara langkah) Bilal. (Shahih Muslim No.4495)
18. Di antara keutamaan Bilal ra.
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Selesai salat Subuh, Rasulullah saw. bertanya kepada Bilal: Wahai Bilal! Ceritakan kepadaku tentang perbuatan yang paling bermanfaat yang telah kamu lakukan setelah memeluk Islam. Karena semalam aku mendengar suara langkah sandalmu di depanku dalam surga. Bilal berkata: Aku tidak pernah melakukan suatu amalan yang paling bermanfaat setelah memeluk Islam selain aku selalu berwudu dengan sempurna pada setiap waktu malam dan siang kemudian melakukan salat sunat dengan wuduku itu sebanyak yang Allah kehendaki. (Shahih Muslim No.4497)
19. Di antara keutamaan-keutamaan Abdullah bin Masud ra. dan ibunya
• Hadis riwayat Abu musa ra., ia berkata:
Satu hari aku dan saudara lelakiku telah tiba dari Yaman lalu kami tinggal bersama untuk beberapa waktu. Kami tidak melihat Ibnu Masud dan ibunya kecuali sebagai termasuk anggota keluarga Rasulullah saw. karena mereka sering masuk dan menemani beliau. (Shahih Muslim No.4499)
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Berdasarkan bacaan siapakah kamu menyuruhku membaca karena sesungguhnya aku pernah membacakan tujuh puluh sekian surah di hadapan Rasulullah saw. dan para sahabat Rasulullah saw. pun sudah mengetahui bahwa akulah yang lebih mengetahui daripada mereka tentang Alquran. Seandainya aku mengetahui bahwa ada seseorang yang lebih mengetahui daripada aku, maka pasti aku akan pergi kepadanya. Selanjutnya Syaqiq mengatakan: Aku kemudian duduk mengikuti pengajian para sahabat Nabi Muhammad saw. namun aku tidak mendengar seorang pun yang menyangkal dan mencelanya. (Shahih Muslim No.4502)
• Hadis riwayat Abdullah bin Amru ra.:
Dari Masruq ia berkata: Kami mendatangi Abdullah bin Amru dan bercakap-cakap dengannya. Ia berkata lagi: Ibnu Numer juga sedang bersamanya di sana. Lalu suatu hari kami membicarakan tentang Abdullah bin Masud ra. Kemudian Abdullah bin Amru mengatakan: Sesungguhnya kamu telah membicarakan tentang seorang lelaki yang selalu aku senangi setelah aku mendengar sesuatu tentangnya dari Rasulullah saw. yaitu aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Ambillah (belajarlah) Alquran dari empat orang yaitu dari Ibnu Ummu Abid ra., beliau memulai dengan menyebutnya pertama kali, Muaz bin Jabal ra., Ubay bin Kaab ra. serta dari Salim ra., budak Abu Hudzaifah bin Yaman ra.. (Shahih Muslim No.4504)
20. Di antara keutamaan Ubay bin Kaab ra. dan beberapa orang Ansar yang lain
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra. berkata:
Pada masa Rasulullah saw. Alquran telah dikumpulkan oleh empat orang yang semuanya berasal dari kaum Ansar yaitu, Muaz bin Jabal ra., Ubai bin Kaab ra., Zaid bin Tsabit ra. dan Abu Zaid ra.. (Shahih Muslim No.4507)
21. Di antara keutamaan Saad bin Muaz ra.
• Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ketika jenazah Saad bin Muaz ra. masih berada di hadapan mereka berguncanglah arsy Tuhan Yang Maha Pengasih karenanya. (Shahih Muslim No.4511)
• Hadis riwayat Barra' ia berkata:
Rasulullah saw. pernah dihadiahkan sepotong pakaian sutra lalu mulailah para sahabat saling memegangnya dan terkagum akan kelembutannya. Beliau lalu bersabda: Apakah kalian mengagumi kelembutan pakaian sutra ini, sesungguhnya sapu tangan milik Saad bin Muaz ra. di surga adalah lebih baik dan dan lebih lembut dari pakaian sutra ini. (Shahih Muslim No.4514)
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah dihadiahkan sepotong jubah yang terbuat dari sutra tipis, beliau sebelumnya telah melarang memakai pakaian sutra, lalu para sahabat mengagumi jubah itu. Beliau kemudian bersabda: Demi Zat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman tangan-Nya, sesungguhnya sapu tangan Muaz ra. di surga lebih bagus dari jubah ini. (Shahih Muslim No.4515)
22. Di antara keutamaan Abdullah bin Amru bin Hiram ra., orang tua Jabir bin Abdullah ra.
• Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Setelah peristiwa perang Uhud, orang tuaku didatangkan dalam keadaan terbungkus sekujur tubuhnya karena jasadnya telah tercabik-cabik. Ketika aku bermaksud mengangkat kain yang membungkusnya, orang-orang segera melarangku, kemudian aku hendak mengangkat kain pembungkus itu lagi dan orang-orang kaumku tetap melarangku. Akhirnya Rasulullah saw. sendiri yang mengangkat kain pembungkus itu atau beliau memerintahkan untuk diangkat lalu diangkatlah kain itu. Tiba-tiba beliau mendengar suara tangisan atau jeritan seorang wanita, lalu beliau bertanya: Siapakah itu? Mereka menjawab: Putri Amru atau saudara perempuan Amru. Rasulullah saw. berkata: Mengapa ia menangis, padahal para malaikat sedang menaungi dengan sayap-sayapnya sampai dia diangkat. (Shahih Muslim No.4517)
23. Di antara keutamaan Abu Zar ra.
• Hadis riwayat Abu Zar ra., ia berkata:
Kami meninggalkan kaum kami, Ghifar, karena mereka menghalalkan bulan haram. Aku keluar bersama saudara lelakiku yang bernama Unais dan ibuku kemudian kami singgah ke rumah paman kami. Dia sangat menghormati kami dan memperlakukan kami dengan baik sekali sehingga kaum pamanku merasa dengki dengan kami. Mereka berkata kepada pamanku: Sesungguhnya kamu jika keluar dari keluargamu, maka Unais akan kembali kepada mereka. Pamanku datang dan mengatakan apa yang telah dikatakan kepadanya. Aku katakan: Kamu sungguh telah merusak kebaikanmu yang telah berlalu dan setelah ini tidak ada lagi kompromi denganmu. Lalu kami menghampiri unta kami dan segera menungganginya sedang paman kami dengan bertutupkan pakaian tampak mulai menangis. Kemudian kami berangkat pergi sampai tiba di Mekah. Kemudian Unais segera menggadaikan beberapa ekor unta milik kami dan beberapa ekor lain sejenisnya, keduanya datang menemui seorang dukun yang memberikan pilihan kepada Unais. Unais kemudian menemui kami kembali dengan beberapa ekor unta kami beserta yang sejenisnya. Kemudian katanya melanjutkan: Wahai anak saudaraku, aku sungguh telah salat terlebih dahulu selama tiga tahun sebelum menemui Rasulullah saw. Aku bertanya: Untuk siapa? Dia menjawab: Untuk Allah. Aku bertanya lagi: Ke mana kamu menghadap? Dia menjawab: Aku menghadap ke arah yang ditunjuki Tuhanku. Pernah aku salat Isyak sampai akhir waktu malam, aku terlempar seolah-olah aku selembar kain hingga matahari tepat berada di atasku. Saudaraku Unais berkata: Sesungguhnya aku mempunyai keperluan di Mekah, maka lindungilah aku. Berangkatlah Unais sampai ia tiba di Mekah dan telah lama tidak menemuiku. Kemudian dia datang dan aku langsung bertanya: Apa yang telah kamu lakukan? Unais menjawab: Di Mekah, aku bertemu seorang lelaki yang seagama denganmu, dia mengaku bahwa Allah telah mengangkatnya sebagai rasul. Aku bertanya: Lantas apa yang dikatakan orang-orang? Dia menjawab: Mereka mengatakan bahwa lelaki tersebut adalah seorang penyair, dukun serta penyihir. Padahal Unais juga salah seorang penyair. Selanjutnya Unais berkata: Sesungguhnya aku pernah mendengar ucapan para dukun, namun dia bukan seperti ucapan mereka, dan aku telah membandingkan perkataannya dengan bermacam-macam syair namun tidak ada yang sesuai dengan omongan seorang pun sesudahku bahwa dia termasuk syair. Demi Allah, dia benar-benar seorang yang jujur dan merekalah orang yang pendusta. Dia berkata melanjutkan: Aku berkata: Maka lindungilah aku sehingga aku dapat pergi ke sana untuk melihat. Dia berkata melanjutkan: Lalu aku pergi mengunjungi kota Mekah dan mencari-cari seorang lelaki yang paling lemah di antara mereka untuk aku tanyakan: Di manakah orang itu yang kamu tuduh sebagai yang telah keluar dari agama nenek-moyangnya (shabii)? Lalu orang itu malah menunjuk ke arahku sambil berseru: Shabii! Maka menyerbulah penduduk lembah itu ke arahku dengan melemparkan tanah kering dan tulang-belulang sehingga aku jatuh tersungkur dalam keadaan pingsan. Ia berkata melanjutkan: Ketika aku bangkit, aku merasa seperti sebuah patung yang berlumuran darah. Ia berkata lagi: Lalu aku mendatangi sumur zam-zam untuk membersihkan darah dari segenap tubuhku serta meminum airnya. Dan di dekat sumur itulah aku tinggal selama tiga puluh hari, wahai putra saudaraku, siang dan malam hari aku tidak mempunyai makanan kecuali dari air Zamzam sampai aku menjadi gemuk hingga terlihat lekuk-lekuk lemak di perutku (tanda gemuk) dan aku tidak menemukan lagi di dalam hatiku perasaan kurus karena kelaparan. Ia berkata lagi melanjutkan: Ketika penduduk Mekah berada di suatu malam purnama yang terang-benderang, lalu mereka pun tertidur lelap. Tidak ada yang bertawaf di Baitulharam kecuali seorang lelaki dan dua perempuan yang terlihat sedang berdoa menyebut Isaf dan Nailah (nama berhala). Dia berkata: Kemudian keduanya datang menghampiriku di dalam tawaf dan aku berkata: Kawinkanlah mereka berdua! Dia berkata lagi: Mereka berdua tidak saling melarang ucapan mereka. Dia berkata: Kemudian mereka berdua mendatangiku lagi dan aku berkata: Mereka itu seperti kayu namun aku tidak menutup-nutupi maksudku. Setelah itu mereka berdua beranjak pergi sambil meratap dan berkata: Kalau seandainya di sini ada salah seorang dari kaum kita. Tidak lama kemudian Rasulullah saw. dan Abu Bakar yang sedang turun menjumpai mereka berdua serta segera menanyakan: Apa yang terjadi dengan kalian? Mereka menjawab: Orang shabii itu berada di sekitar Kakbah dan tirai penutupnya. Rasulullah saw. bertanya: Apa yang dia katakan kepada kalian? Mereka menjawab: Dia mengucapkan kata-kata kotor kepada kami. Rasulullah saw. dan Abu Bakar kemudian datang untuk mencium Hajar Aswad dan bertawaf di Baitullah serta diteruskan dengan salat. Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan salatnya, Abu Zar berkata: Akulah orang yang pertama mengucapkan salam Islam kepada beliau. Dia melanjutkan: Lalu aku mengucapkan: Assalamu`alaika ya Rasulullah! Kemudian beliau membalas: Wa `alaika wa rahmatullahi. Kemudian beliau bertanya: Siapakah kamu? Aku menjawab: Aku adalah seorang dari suku Ghifar. Lalu Rasulullah menarik tangannya lalu meletakkan jari-jarinya ke atas dahi. Aku pun berkata dalam hatiku: Beliau tampaknya tidak senang aku mengaku dari suku Ghifar. Aku pun bangkit hendak memegang tangan beliau, tetapi ditahan oleh Abu Bakar sedang ia lebih mengetahui tentang itu daripadaku. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan bertanya: Sejak kapan kamu berada di sini? Aku menjawab: Aku di sini sejak tiga puluh hari yang lalu. Dia bertanya lagi: Siapakah yang memberimu makan? Aku menjawab: Aku tidak mempunyai makanan lain kecuali air Zamzam hingga aku menjadi gemuk dan tampak lekuk-lekuk lemak di perutku (tanda gemuk) serta tidak menemukan lagi di dalam hatiku perasaan kurus karena kelaparan. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya (air Zamzam) itu penuh berkah dan sebaik-baik makanan. Abu Bakar berkata: Wahai Rasulullah, izinkanlah aku menjamunya malam ini! Rasulullah saw. dan Abu Bakar kemudian meninggalkan tempat tersebut dan aku pun mengikuti mereka. Lalu Abu Bakar membuka sebuah pintu rumah untuk mengambilkan kami kismis (anggur kering) Thaif. Itulah makanan yang pertama kali aku makan di Mekah. Kemudian aku menetap beberapa lama dan datang menemui Rasulullah saw. lalu beliau bersabda: Sesungguhnya sebuah negeri yang banyak menghasilkan korma telah ditunjukkan kepadaku yang tidak lain adalah kota Yatsrib, maka bersediakah kamu menyampaikan kepada kaummu tentang misi kerasulanku, semoga Allah memberikan petunjuk kepada mereka melalui kamu serta memberikan pahala kepadamu karena mereka? Aku kemudian pulang untuk menemui Unais. Dia bertanya padaku: Apa yang telah kamu lakukan di sana? Aku menjawab: Aku telah memeluk Islam dan beriman. Unais berkata: Aku tidak membenci agamamu dan aku pun telah memeluk Islam serta beriman. Lalu kami berdua mendatangi ibu kami, ia pun berkata: Aku tidak membenci agama kamu berdua dan aku pun telah memeluk Islam serta beriman. Kami lalu menunggangi unta untuk mendatangi kaum kami Ghifar sehingga masuklah setengah dari mereka ke dalam agama Islam di bawah pimpinan Aima` bin Rahadhah Al-Ghifari, seorang kepala suku mereka. Sedangkan yang setengah lagi mengatakan: Kalau Rasulullah saw. telah tiba di Madinah, maka kami akan masuk Islam. Lalu tibalah Rasulullah saw. di Madinah, sehingga sisa mereka yang setengah pun masuk Islam. Selanjutnya datanglah suku Aslam dan mereka berkata: Wahai Rasulullah! Mereka itu adalah saudara-saudara kami, maka kami pun masuk Islam seperti mereka. Akhirnya semua mereka memeluk Islam. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Suku Ghifar, semoga Allah mengampuni mereka dan suku Aslam, mudah-mudahan Allah memberikan keselamatan bagi mereka. (Shahih Muslim No.4520)
24. Di antara keutamaan Jarir bin Abdullah ra.
• Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra., ia berkata:
Sejak aku masuk Islam, Rasulullah saw. tidak pernah melarangku untuk menemuinya dan beliau tidak melihatku kecuali selalu tersenyum. (Shahih Muslim No.4522)
25. Di antara keutamaan Abdullah bin Abbas ra.
• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Bahwa Nabi saw. menuju ke kamar kecil lalu aku menyediakan air wudu untuk beliau. Ketika keluar beliau bertanya: Siapakah yang menyediakan air wudu ini? Dalam riwayat Zuhair: Mereka menjawab. Dalam riwayat Abu Bakar: Aku menjawab: Ibnu Abbas. Beliau berdoa: Ya Allah! Jadikanlah ia pandai dalam ilmu agama. (Shahih Muslim No.4526)
26. Di antara keutamaan Abdullah bin Umar ra.
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Di dalam tidur aku bermimpi seakan-akan di tanganku terdapat sehelai kain sutra dan tidak ada satu tempat pun di surga yang ingin aku tuju kecuali kain sutra itu akan terbang ke sana. Lalu mimpi itu aku ceritakan kepada Hafshah dan Hafshah segera menceritakannya lagi kepada Nabi saw. Kemudian Nabi saw. berkata: Aku melihat Abdullah itu sebagai seorang yang saleh. (Shahih Muslim No.4527)
27. Di antara keutamaan Anas bin Malik ra.
• Hadis riwayat Ummu Sulaim ra. ia berkata:
Wahai Rasulullah! Tolonglah doakan Anas, pembantumu. Rasulullah saw. pun berdoa: Ya Allah! Banyakkanlah harta dan anaknya serta berkahilah apa yang Engkau berikan padanya. (Shahih Muslim No.4529)
• Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. menghampiriku ketika aku sedang bermain bersama beberapa anak sebayaku. Beliau mengucapkan salam kepada kami. Kemudian beliau menyuruhku untuk suatu keperluan sehingga aku terlambat pulang menemui ibuku. Ketika aku datang, ibuku bertanya: Apa yang membuatmu terlambat? Aku menjawab: Aku diutus oleh Rasulullah saw. untuk suatu keperluan. Ibuku bertanya: Apa keperluan beliau? Aku menjawab: Itu rahasia. Ibuku berkata: Kalau begitu jangan kamu ceritakan rahasia Rasulullah saw. kepada siapa pun. (Shahih Muslim No.4533)
28. Di antara keutamaan Abdullah bin Salam ra.
• Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Aku tidak pernah mendengar Rasulullah saw. berkata kepada orang yang hidup dan masih berjalan di bumi ini bahwa dia akan masuk surga kecuali kepada Abdullah bin Salam ra.. (Shahih Muslim No.4535)
• Hadis riwayat Abdullah bin Salam ra.:
Dari Qais bin Ubbad ia berkata: Aku berada di Madinah dan berkumpul dengan banyak orang, di antara mereka terdapat beberapa sahabat Nabi saw. Tiba-tiba muncul seorang lelaki yang dari raut wajahnya terlihat tanda kekhusyuan. Lalu beberapa orang di antara mereka mengatakan: Lelaki ini termasuk ahli surga, lelaki ini termasuk ahli surga. Kemudian lelaki itu melakukan salat dua rakaat dengan membaca surat pendek dan segera keluar lagi. Aku mengikutinya sampai dia memasuki rumahnya dan aku pun meminta izin masuk menemuinya. Kami lalu saling bercakap-cakap. Ketika dia telah merasa lebih akrab, aku katakan padanya: Sesungguhnya ketika kamu memasuki (mesjid) tadi, ada orang yang berbicara begini begitu. Lelaki itu berkata: Maha Suci Allah, tidak pantas seseorang mengatakan apa yang belum diketahuinya. Akan aku ceritakan kepadamu mengapa begitu. Pada zaman Rasulullah saw. aku pernah bermimpi dan telah aku ceritakan mimpiku itu kepada beliau. Dalam mimpi itu aku seperti melihat diriku berada di sebuah taman yang luas, asri dan hijau. Di tengah-tengah taman itu terdapat sebuah tiang dari besi di mana ujung bawahnya menancap ke bumi dan ujung atasnya menjulang tinggi ke langit di sana terdapat tali pegangan. Lalu dikatakan kepadaku: Naiklah! Aku jawab: Aku tidak bisa. Tiba-tiba muncul seorang pelayan (minshaf). Berkata Ibnul Aun: Minshaf adalah pelayan. Lalu ia menarik bajuku dari arah belakang untuk membantuku, sehingga aku dapat naik ke atas tiang tersebut. Aku lalu memegang tali pegangan itu. Dikatakan padaku: Peganglah erat-erat! Seketika aku terbangun dan tali itu benar-benar berada di tanganku. Aku pun menceritakan hal itu kepada Nabi saw., beliau bersabda: Taman itu adalah Islam, tiang itu juga tiang Islam dan tali pegangan itu ialah urwatul wutsqa kuat. Kamu akan tetap memeluk Islam sampai mati. Kata perawi: Lelaki itu adalah Abdullah bin Salam ra.. (Shahih Muslim No.4536)
29. Di antara keutamaan Hassan bin Tsabit ra.
• Hadis riwayat Hassan bin Tsabit ra.:
Dari Said bin Musayyab dari Abu Hurairah bahwa Umar pernah lewat di hadapan Hassan ketika ia sedang melantunkan syair di dalam mesjid. Lalu Umar memperhatikan (menegur) kepadanya sehingga berkatalah Hassan: Aku pernah melantunkan syair di dalam mesjid ketika di dalamnya terdapat orang yang lebih baik dari kamu (Rasulullah). Kemudian dia menoleh ke arah Abu Hurairah dan berkata: Demi Allah, apakah Anda pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Balaslah untuk membelaku! Ya Allah, kuatkanlah dia dengan Roh Kudus! Abu Hurairah ra. menjawab: Ya. (Shahih Muslim No.4539)
• Hadis riwayat Barra' bin Azib ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda kepada Hassan bin Tsabit: Sindirlah mereka (dengan syair) semoga Jibril senantiasa bersamamu. (Shahih Muslim No.4541)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
dari Urwah bahwa Hassan bin Tsabit adalah salah seorang yang berlebih-lebihan mencela Aisyah sehingga aku lalu mencacinya. Aisyah menegurku: Wahai keponakanku, biarkanlah dia, karena sesungguhnya dia adalah orang yang pernah membela Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.4542)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Hassan berkata: Wahai Rasulullah! Izinkan aku untuk menyindir Abu Sufyan. Beliau bertanya: Bagaimana dengan hubungan kekerabatanku dengannya? Hassan berkata: Demi Zat yang telah memuliakanmu, aku tidak akan menyindir mereka dengan nasab kamu seperti sehelai rambut yang disisihkan dari adonan roti. Selanjutnya Hassan melantunkan bait syairnya: Dan sesungguhnya puncak keluhuran adalah dari keluarga Hasyim, sedangkan orang-orang keturunan Bani Makhzum dan ayahmu adalah budak. (Shahih Muslim No.4544)
30. Di antara keutamaan Abu Hurairah Ad-Dausi ra.
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Kamu sekalian menganggap bahwa Abu Hurairah ra. banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah saw. sedangkan kita semua akan menemui Allah. Aku adalah orang miskin yang melayani Rasulullah saw. agar aku dapat mengisi perutku. Orang-orang Muhajirin sibuk melakukan transaksi jual beli di pasar dan orang-orang Ansar sibuk dengan usaha mengembangkan harta mereka. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membentangkan pakaiannya, maka dia tidak akan lupa sedikitpun apa yang dia dengar dariku. Aku lalu membentangkan pakaianku sampai beliau menyelesaikan hadisnya. Kemudian aku mendekap pakaian itu sehingga aku tidak pernah lupa sesuatu yang aku pernah dengar dari beliau. (Shahih Muslim No.4547)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa ia berkata kepada Urwah bin Zubair: Tidakkah kamu terkagum dengan Abu Hurairah ketika ia datang lalu duduk di sebelah kamarku menyampaikan hadis dari Rasulullah saw. dan memperdengarkannya kepadaku, dan saat itu aku sedang bertasbih, lalu ia bangkit beranjak pergi sebelum aku menyelesaikan tasbihku. Kalau seandainya aku bisa menyusulnya pasti akan aku katakan kepadanya bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. tidak pernah memberikan hadis dengan tergesa-gesa seperti yang kamu sekalian lakukan. (Shahih Muslim No.4548)
31. Di antara keutamaan prajurit perang Badar dan kisah Hathib bin Abu Baltaah ra.
• Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mengutus aku, Zubair dan Miqdad lalu beliau bersabda: Pergilah kalian ke daerah Raudhah Khakh di mana terdapat seorang wanita yang sedang dalam perjalanan membawa sepucuk surat dan ambillah surat itu darinya! Kemudian kami berangkat, kuda kami pun berlari cepat membawa kami. Lalu tiba-tiba kami bertemu dengan wanita tersebut dan kami katakan kepadanya: Keluarkanlah surat itu! Perempuan tersebut berkata: Aku tidak membawa surat. Kami berkata lagi: Keluarkanlah surat itu kalau tidak kamu harus menanggalkan pakaianmu! Akhirnya ia mengeluarkan surat itu dari sela-sela kepangan rambutnya. Lalu kami pun segera membawa surat itu kepada Rasulullah saw. yang ternyata berasal dari Hathib bin Abu Baltaah untuk orang-orang musyrik di kota Mekah memberitahukan beberapa rencana Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah saw. bertanya kepada Hathib: Wahai Hathib apa ini? Hathib menjawab: Jangan cepat menuduhku, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku dahulu adalah seorang yang akrab dengan orang-orang Quraisy. Sufyan berkata: Ia pernah bersekutu dengan mereka meskipun tidak memiliki nasab dengan Quraisy. Para Muhajirin yang ikut bersamamu mempunyai kerabat yang dapat melindungi keluarga mereka (di Mekah). Dan aku ingin, karena aku tidak mempunyai nasab di tengah-tengah mereka, berbuat jasa untuk mereka sehingga mereka mau melindungi keluargaku. Dan aku melakukan ini bukan karena kekufuran dan bukan juga karena murtad bahkan tidak juga karena aku rela dengan kekufuran setelah memeluk Islam. Kemudian Nabi saw. bersabda: Dia telah berkata benar. Lalu Umar berkata: Wahai Rasulullah, biarkanlah aku memenggal leher orang munafik ini! Beliau menjawab: Sesungguhnya dia telah ikut serta dalam perang Badar dan siapa tahu Allah telah memberikan keistimewaan kepada para prajurit Badar lalu berfirman: Perbuatlah sesuka kamu sekalian karena sesungguhnya Aku telah mengampuni kalian! Kemudian Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menurunkan firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman-teman setia. (Shahih Muslim No.4550)
32. Di antara keutamaan Abu Musa Al-Asy`ari ra. dan Abu Amir Al-Asy`ari ra.
• Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Aku sedang bersama Nabi saw. ketika beliau dan Bilal singgah di Ji`ranah antara Mekah dan Madinah. Kemudian Rasulullah saw. didatangi seorang lelaki badui dan berkata: Apakah kamu tidak akan memenuhi apa yang pernah kamu janjikan kepadaku, wahai Muhammad? Rasulullah saw. berkata kepadanya: Bergembiralah! Lelaki badui itu menjawab: Kamu telah sering mengatakan kepadaku "bergembiralah!" Kemudian Rasulullah saw. menghampiri Abu Musa dan Bilal dalam keadaan marah lalu berkata: Orang ini telah menolak kabar gembira, maka terimalah kalian berdua kabar gembira itu. Kedua sahabat itu berkata: Kami telah menerimanya, wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah saw. meminta supaya diambilkan bejana berisikan air lalu membasuh kedua tangan dan wajahnya serta meludahkan air ke dalamnya lalu berkata: Minumlah kamu berdua dan basuhkanlah ke muka serta leher kamu dan bergembiralah! Kedua sahabat itu segera mengambil bejana tersebut kemudian melakukan apa yang diperintahkan Rasulullah saw. kepada mereka. Tiba-tiba Ummu Sulamah berseru kepada mereka dari balik tirai: Sisakan untuk ibu kalian air yang ada dalam bejana itu. Lalu mereka menyisakan sebagiannya. (Shahih Muslim No.4553)
• Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Ketika selesai perang Hunain Nabi saw. mengutus Abu Amir untuk memimpin pasukan tentara ke negeri Authas. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan pasukan Duraid bin Shimmah. Lalu Duraid berhasil dibunuhnya dan Allah mengalahkan kawan-kawannya. Kata Abu Musa: Rasulullah saw. juga pernah mengutusku bersama Abu Amir. Saat itu lutut Abu Amir dipanah oleh seorang dari Bani Jusyam sehingga terlukalah lututnya itu. Aku menghampiri dia dan bertanya: Wahai paman, siapakah yang telah membidikkan anak panah itu ke arahmu? Abu Amir memberikan isyarat kepada Abu Musa seraya berkata: Orang itulah yang hendak membunuhku. Kamu melihat sendiri dialah orang yang membidikkan anak panah ke arahku. Abu Musa berkata: Lalu aku memandang dan menghampiri lelaki Bani Jusyam itu hingga berada di dekatnya. Ketika melihatku dia segera berpaling menghindar dariku tetapi aku terus mengikutinya dan bertanya: Apakah kamu tidak merasa malu, bukankah kamu orang Arab? Mengapa kamu tak berhenti? Akhirnya dia pun berhenti. Aku dan dia lalu berkelahi dan saling memukul. Akhirnya aku menikamnya dengan pedang hingga mati terbunuh. Kemudian aku kembali kepada Abu Amir. Aku katakan kepadanya: Sesungguhnya Allah telah membunuh orang itu. Abu Amir berkata: Cabutlah anak panah ini! Aku pun mencabutnya sehingga mengalirlah darah dari luka tersebut. Abu Amir kemudian berkata: Wahai keponakanku! Temuilah Rasulullah saw. dan sampaikan salamku kepada beliau serta katakan bahwa Abu Amir berpesan kepada baginda: Mohonkanlah pengampunan Allah untukku! Abu Amir kemudian mengangkat diriku sebagai kepala pasukan dan tidak beberapa lama kemudian dia pun meninggal dunia. Ketika kembali ke Nabi saw. aku menjumpai beliau di dalam rumah sedang berbaring di atas ranjang berlapis tikar dari sabuk korma dan kasur yang meninggalkan bekas pada punggung dan kedua sisi beliau. Aku laporkan kepada beliau mengenai kabar kami dan juga kabar Abu Amir sekaligus menyampaikan pesannya kepada beliau supaya berkenan memohonkan ampunan kepada Allah untuknya. Kemudian Rasulullah saw. meminta diambilkan air lalu berwudu dengannya kemudian beliau mengangkat kedua tangan seraya berdoa: Ya Allah! Berikanlah ampunan kepada Ubaid Abu Amir. Saat itulah aku sempat melihat putihnya kedua ketiak beliau. Kemudian beliau melanjutkan berdoa: Ya Allah! Pada hari kiamat nanti jadikanlah dia berada di atas derajat kebanyakan makhluk-Mu atau manusia. Aku beranikan diri untuk menyela: Dan untukku, wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan! Nabi saw. saw. pun berdoa: Ya Allah! Ampunilah dosa Abdullah bin Qais. Dan masukkanlah dia ke sebuah tempat yang mulia pada hari kiamat kelak. (Shahih Muslim No.4554)
33. Di antara keutamaan orang-orang Asy`ari ra.
• Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku sangat mengenali suara orang-orang Asy`ari lewat bacaan Alquran di saat mereka memasuki waktu malam. Dan aku mengetahui rumah-rumah mereka melalui suara-suara Alquran pada malam hari, meskipun aku tidak melihat rumah-rumah mereka ketika mereka pulang pada siang hari, dan di antara mereka adalah Hakim. Setiap kali bertemu dengan musuh, dia akan berkata kepada musuh: Sesungguhnya sahabat-sahabatku menyuruh kalian untuk melihat mereka. (Shahih Muslim No.4555)
• Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang-orang Asy`ari apabila mereka kehabisan bekal dalam suatu peperangan atau bekal makanan keluarga mereka di Madinah hanya sedikit, maka mereka akan mengumpulkan apa yang masih ada pada mereka dalam selembar kain. Kemudian mereka bagikan di antara mereka dalam satu bejana secara rata dan aku adalah bagian dari mereka dan mereka adalah bagian dariku. (Shahih Muslim No.4556)
34. Di antara keutamaan Jakfar bin Abu Thalib ra. dan Asma Binti Umais ra. beserta penumpang perahu mereka
• Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Kami mendengar berita keberangkatan Rasulullah saw. ketika kami sedang berada di Yaman. Lalu aku dan kedua orang kakakku yaitu Abu Burdah dan Abu Ruhem segera berhijrah untuk bergabung dengan beliau. Sedikitnya kami berhijrah dalam jumlah lima puluh tiga atau lima puluh dua orang yang terdiri dari kaumku sendiri. Kami menumpangi sebuah perahu yang akhirnya mendamparkan kami ke hadapan Najasyi Raja Habasyah (Abessina). Dan di sana kami bertemu dengan Jakfar bin Abu Thalib ra. beserta para sahabatnya. Lalu Jakfar berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. mengirim kami ke sini dan menyuruh kami agar tinggal di sini, karena itu tinggallah kalian semua di sini bersama kami! Kami pun menetap bersamanya hingga kami tiba bersama-sama (ke tempat Rasulullah) dan bertemu Rasulullah saw. ketika beliau berhasil menaklukan Khaibar kemudian memberikan kami sebagian dari harta rampasan. Dan beliau tidak membagikan kepada seorang pun yang tidak ikut serta dalam perang Khaibar kecuali kepada orang-orang yang ikut dalam perahu kami bersama Jakfar serta sahabatnya. Rasulullah saw. memberikan kepada mereka bersama orang-orang yang ikut perang. Sehingga ada sebagian orang yang mengatakan kepada kami: Kami lebih dahulu berhijrah daripada kalian. Lalu datanglah Asma binti Umais, salah seorang yang ikut tiba bersama kami, mengunjungi Hafshah, istri Nabi saw. yang juga termasuk orang-orang yang berhijrah ke Najasyi. Kemudian masuklah Umar menemui Hafshah sedangkan Asma masih bersamanya. Dan bertanyalah Umar ketika melihat Asma: Siapakah ini? Hafshah menjawab: Dia adalah Asma binti Umais. Umar bertanya: Apakah yang pernah ikut berhijrah ke Habasyah dan termasuk rombongan perahu laut itu? Asma menjawab: Benar. Umar berkata: Kami lebih dahulu berhijrah daripada kalian, jadi kami lebih berhak atas Rasulullah saw. daripada kamu sekalian. Mendengar itu Asma menjadi marah dan mengucapkan kata kasar: Kamu berdusta wahai Umar, jangan begitu! Demi Allah, (aku mengetahui) kamu bersama Rasulullah saw. yang selalu memberikan makan kepada orang yang lapar dan mengajar orang yang bodoh di antara kamu sementara kami berada di negeri yang jauh dan asing di Habasyah. Itu kami lakukan demi Allah dan Rasul-Nya. Dan demi Allah, aku tidak akan makan dan minum kecuali setelah aku laporkan apa yang kamu katakan kepada Rasulullah saw. Kami disiksa dan juga ditakut-takuti dan akan aku ceritakan hal itu kepada Rasulullah saw. dan juga akan aku tanyakan kepada beliau. Demi Allah, aku tidak akan berdusta, tidak akan menyimpang dan juga tidak akan menambahi. Tatkala Nabi saw. datang, Asma berkata: Wahai Nabi Allah, sesungguhnya Umar tadi berkata begini dan begitu. Rasulullah saw. lalu bersabda: Tidak ada yang paling berhak terhadap diriku daripada kamu sekalian. Umar dan para sahabatnya hanya berhijrah satu kali saja, sedangkan kamu sekalian para penumpang perahu berhijrah dua kali. Asma lalu berkata lagi: Aku melihat Abu Musa dan para penumpang perahu mendatangiku berbondong-bondong untuk menanyakan kepadaku mengenai hadis ini. Tidak ada sesuatu pun dari kekayaan dunia yang lebih menggembirakan dan berharga di hati mereka dari apa yang telah dikatakan Rasulullah saw. kepada mereka. Abu Burdah berkata: Asma berkata: Aku benar-benar telah bertemu dengan Abu Musa, dia meminta kembali hadis ini dariku. (Shahih Muslim No.4558)
35. Di antara keutamaan kaum Ansar ra.
• Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Menyinggung tentang kamilah ayat ini turun: Ketika dua golongan daripadamu ingin mundur karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Mereka adalah Bani Salimah dan Bani Haritsah dan kami menyukai ayat itu turun karena firman Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung: Padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. (Shahih Muslim No.4560)
• Hadis riwayat Zaid bin Arqam ra., ia berkata:
Rasulullah saw. berdoa: Ya Allah! Ampunilah orang-orang Ansar, anak-anak kaum Ansar, dan cucu-cucu kaum Ansar. (Shahih Muslim No.4561)
• Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa Nabi saw. melihat beberapa anak lelaki dan perempuan datang dari perayaan pernikahan lalu beliau berdiri dan bersabda: Ya Allah, kalianlah termasuk orang yang paling aku cintai, ya Allah, kalianlah termasuk orang yang paling aku cintai, yang beliau maksudkan adalah kaum Ansar. (Shahih Muslim No.4563)
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Seorang wanita dari kaum Ansar datang kepada Rasulullah saw. lalu beliau menemuinya dan bersabda: Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya kamu adalah golongan manusia yang paling aku cintai sebanyak tiga kali. (Shahih Muslim No.4564)
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang-orang Ansar adalah pengikut khususku dan orang-orang kepercayaanku dan sesungguhnya manusia nanti akan bertambah banyak dan menjadi sedikit, maka terimalah yang berperilaku baik dan maafkanlah yang berperilaku buruk di antara mereka. (Shahih Muslim No.4565)
36. Tentang kabilah Ansar yang terbaik
• Hadis riwayat Abu Usaid ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik kabilah Ansar ialah Bani Najjar, kemudian Bani Abdul Asyhal, kemudian Bani Harits bin Khazraj, kemudian Bani Saidah dan dalam setiap kabilah Ansar terdapat kebaikan. Saad berkata: Aku tidak melihat Rasulullah saw. kecuali beliau telah mengutamakan kabilah lain atas kami. Ada yang mengatakan: Beliau mengutamakan kabilah kalian atas banyak kabilah yang lain. (Shahih Muslim No.4566)
37. Baiknya persahabatan orang-orang Ansar ra.
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Aku berangkat bersama Jarir bin Abdullah Al-Bajali dalam suatu perjalanan di mana dia ingin menjadi pelayanku. Aku berkata kepadanya: Jangan kamu lakukan itu! Lalu dia menjawab: Sesungguhnya aku melihat orang-orang Ansar berbuat sesuatu kepada Rasulullah saw. sehingga aku bersumpah bahwa tidak seorang pun dari mereka yang aku temani kecuali aku akan melayaninya. (Shahih Muslim No.4570)
38. Doa Nabi saw. untuk suku Ghifar dan suku Aslam
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Suku Aslam, semoga Allah melimpahkan keselamatan kepada mereka, suku Ghifar, semoga Allah mengampuni mereka. Bukan aku yang mengatakan itu tetapi Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agunglah yang memfirmankannya. (Shahih Muslim No.4574)
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ghifar, semoga Allah mengampuni mereka, Aslam, semoga Allah memberikan keselamatan kepada mereka, sedangkan suku Ushayyat telah berlaku durhaka kepada Allah serta Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.4576)
39. Di antara keutamaan suku Ghifar, Aslam, Juhainah, Asyja`, Muzainah, Tamim, Daus dan Thayi
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Orang-orang Quraisy, orang-orang Ansar, Muzainah, Juhainah, Aslam, Ghifar dan Asyja` mereka adalah para penolongku dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka selain Allah dan Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.4578)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Suku Aslam, Ghifar, Muzainah dan orang-orang dari Juhainah atau kabilah Juhainah adalah lebih baik dari Bani Tamim dan Bani Amir, juga dari dua kabilah yang bersekutu yaitu Asad dan Ghathfan. (Shahih Muslim No.4579)
• Hadis riwayat Abu Bakrah ra.:
Bahwa Aqra` bin Habis datang kepada Rasulullah saw. dan berkata: Sesungguhnya Surraq Al-Hajij yang berbaiat kepadamu adalah dari suku Aslam, Ghifar dan Muzainah (aku kira juga Juhainah. Muhammad yang ragu-ragu). Rasulullah saw. bertanya: Apakah menurutmu kalau Aslam, Ghifar dan Muzainah saya kira juga Juhainah itu lebih baik dari Bani Tamim, Bani Amir, Asad dan Ghathfan, lantas mereka merasa kecewa dan rugi? Aqra` bin Habis tadi menjawab: Ya. Rasulullah saw. bersabda: Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya mereka (suku Aslam, Ghifar, dan Muzainah) lebih baik dari mereka. (Shahih Muslim No.4582)
• Hadis riwayat Umar bin Khathab ra.:
Dari Adi bin Hatim ia berkata: Aku mendatangi Umar bin Khathab lalu ia berkata kepadaku: Sesungguhnya sedekah pertama yang membuat gembira wajah Rasulullah saw. dan juga wajah para sahabatnya ialah sedekah suku Thayi yang kamu bawa kepada Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.4585)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Thufail dan para sahabatnya datang menghadap Rasulullah saw. lalu mereka berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya suku Daus telah kufur dan membangkang, maka mohonkanlah kepada Allah agar mereka mendapatkan bencana. Dikatakan: Binasalah suku Daus. Rasulullah saw. lalu berdoa: Ya Allah! Berikanlah petunjuk kepada suku Daus dan datanglah bersama mereka. (Shahih Muslim No.4586)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Aku masih tetap mencintai Bani Tamim karena tiga perkara yang aku dengar dari Rasulullah saw. Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Mereka itu adalah umatku yang paling keras menghadapi Dajjal. Ketika datang sedekah mereka, Nabi saw. bersabda: Ini adalah sedekah-sedekah kaumku. Seorang wanita tawanan mereka pernah menjadi milik Aisyah, kemudian Rasulullah saw. juga bersabda: Merdekakanlah ia karena ia adalah anak cucu Ismail. (Shahih Muslim No.4587)
40. Di antara keutamaan wanita Quraisy
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik wanita Arab (Menurut versi lain adalah Wanita-wanita Quraisy) adalah yang paling sayang terhadap anak yatim yang masih kecil dan yang paling perhatian terhadap urusan dan keadaan suami. (Shahih Muslim No.4589)
41. Upaya Nabi saw. mempersaudarakan para sahabat beliau
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Dari Ashim ia berkata: Aku berkata kepada Anas ra.: Apakah kamu pernah mendengar bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada saling mempersaudarakan di dalam Islam? Anas menjawab: Rasulullah saw. pernah mempersaudarakan antara orang-orang Quraisy dan orang-orang Ansar di rumahnya. (Shahih Muslim No.4593)
42. Keutamaan para sahabat, para tabiin serta orang-orang yang datang sesudah zaman mereka
• Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana segolongan manusia akan berperang, lalu ditanyakan kepada mereka: Adakah di antara kalian yang pernah melihat Rasulullah saw.? Mereka menjawab: Ya, ada. Lalu mereka diberi kemenangan (mengalahkan musuh). Kemudian datang lagi segolongan manusia yang berperang, lalu ditanyakan kepada mereka: Adakah di antara kalian orang yang pernah melihat para sahabat Rasulullah saw. Mereka menjawab: Ya, ada. Kemudian mereka pun diberi kemenangan. Kemudian datang lagi segolongan menusia yang juga berperang, lalu ditanyakan kepada mereka: Adakah di antara kalian orang yang pernah melihat tabiin? Mereka menjawab: Ya, ada. Akhirnya mereka juga diberi kemenangan. (Shahih Muslim No.4597)
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik umatku adalah yang hidup pada kurun sahabatku, kemudian setelah kurun mereka (tabiin), kemudian setelah kurun mereka (tabiit tabiin). Kemudian akan datang suatu kaum di mana kesaksian salah seorang mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya. (Shahih Muslim No.4599)
• Hadis riwayat Imran bin Hushain ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kamu ialah yang hidup pada zaman kurunku (sahabat), kemudian orang-orang yang hidup sesudah kurunku (tabiin), kemudian orang-orang yang hidup sesudah mereka (tabiit tabiin), kemudian orang-orang yang hidup sesudah mereka. Imran berkata: Aku tidak tahu apakah Rasulullah saw. mengatakan setelah kurun beliau dua kali atau tiga kali. Kemudian setelah mereka akan datang suatu kaum yang memberikan kesaksian sedangkan mereka tidak dimintai kesaksian, dan mereka berkhianat sehingga tidak dapat dipercaya, mereka selalu bernazar namun tidak pernah memenuhinya dan akan tampak pada mereka kegemukan. (Shahih Muslim No.4603)
43. Sabda Nabi saw. dalam waktu seratus tahun yang akan datang, tidak akan ada lagi di muka bumi orang yang hidup sekarang
• Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Pada suatu malam Rasulullah saw. salat Isyak berjamaah bersama kami di akhir hayatnya. Setelah mengucapkan salam, beliau berdiri dan bersabda: Tahukah kalian apa arti malam ini? Sesungguhnya dalam kurun waktu seratus tahun yang akan datang sudah tidak ada lagi seorang pun yang masih hidup di muka bumi. Kata Ibnu Umar ra.: Lalu orang-orang banyak yang salah mengartikan sabda Rasulullah saw. tersebut. Mereka ramai membicarakan mengenai sabda beliau tersebut, terutama mengenai kalimat seratus tahun itu. Padahal Rasulullah saw. hanya ingin bersabda bahwa tidak seorang pun dari menusia yang hidup sekarang ini akan tetap hidup pada kurun waktu seratus tahun yang akan datang. Yang beliau maksudkan adalah akan berakhirnya kurun waktu sahabat. (Shahih Muslim No.4605)
44. Haram hukumnya mencaci-maki para sahabat Nabi saw.
• Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Antara Khalid bin Walid dan Abdurrahman bin Auf telah terjadi sesuatu lalu Khalid pun mencaci-makinya. Mendengar itu Rasulullah saw. lalu bersabda: Janganlah kamu mencaci-maki seorang pun dari para sahabatku. Sekalipun salah seorang kamu membelanjakan emas sebesar gunung Uhud, hal itu tidak dapat menandingi satu bahkan setengah mud (1 mud=543 gram) salah seorang mereka. (Shahih Muslim No.4611)
45. Mengenai kaum Tsaqif yang tukang dusta dan perusak
• Hadis riwayat Asma binti Abu Bakar ra.:
Dari Abu Nauval dari Hajjaj ia berkata kepada Asma binti Abu Bakar ra.: Bagaimana menurutmu dengan apa yang aku lakukan terhadap musuh Allah? Dia menjawab: Saya melihat kamu telah menghancurkan kehidupan dunianya dan dia telah menghancurkan kehidupan akhiratmu. Saya mendengar bahwa kamu telah memanggilnya dengan sebutan "anak seorang wanita yang selalu mengenakan dua potong kain (Zatunnithaqain)" dan ketahuilah bahwa akulah wanita Zatunnithaqain itu, yang satu aku gunakan untuk mengangkat makanan Rasulullah saw. dan makanan Abu Bakar dari binatang tunggangan, sedangkan yang sepotong lagi itu adalah sebagai ikat pinggang kaum wanita yang selalu dibutuhkan. Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bercerita kepada kami bahwa di antara kaum Tsaqif itu terdapat seorang pendusta dan perusak. Yang pendusta dapat kami lihat sendiri, adapun yang perusak, aku kira kamu orangnya. Mendengar kata-kata tajam dari wanita itu, ia segera beranjak pergi meninggalkannya tanpa membantahnya. (Shahih Muslim No.4617)
46. Keutamaan Persia
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seandainya agama itu berada pada gugusan bintang yang bernama Tsuraya niscaya salah seorang dari Persia atau dari putra-putra Persia akan pergi ke sana untuk mendapatkannya. (Shahih Muslim No.4618)
47. Sabda Nabi saw.: Manusia itu seperti seratus ekor unta tetapi sebanyak itu tidak ada seekor pun unta yang bisa dijadikan tunggangan
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Kamu sekalian akan mendapati manusia itu seperti seratus ekor unta, di mana seseorang tidak akan mendapati seekor pun yang dapat dijadikan binatang tunggangan. (Shahih Muslim No.4620)
________________________________________


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More